Personel Polsek Pasaman Polres Pasaman Barat saat melakukan pengamanan di SPBU Batang Toman Kecamatan Pasaman. (ANTARA)JAKARTA - Pihak Kepolisian Resor (Polres) Pasaman Barat, Sumatera Barat, mengingatkan seluruh pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) untuk mematuhi ketentuan pengisian BBM bersubsidi yang telah ditetapkan oleh PT Pertamina.Salah satu poin utama adalah penggunaan kode barcode yang harus sesuai dengan kendaraan dan nomor polisi yang terdaftar."Setiap barcode hanya berlaku untuk satu kendaraan saja, sesuai dengan nomor polisi yang telah terdata. Ini harus dipatuhi oleh semua SPBU," ujar Kapolres Pasaman Barat, AKBP Agung Tribawanto, saat ditemui di Simpang Empat pada Minggu. Ia didampingi oleh Kapolsek Pasaman, AKP Zulfikar.Agung menyebutkan adanya temuan di lapangan yang menunjukkan sejumlah pengendara menggunakan barcode milik kendaraan lain untuk mendapatkan BBM subsidi, meski jenis dan pelat nomornya berbeda. Ia menegaskan bahwa praktik semacam itu tidak diperbolehkan dan melanggar aturan.“Kami mengimbau agar pengelola SPBU lebih teliti dan tidak melayani pengisian jika barcode yang digunakan tidak sesuai dengan data kendaraan,” katanya.Sementara itu, AKP Zulfikar menambahkan jajaran kepolisian secara rutin melakukan pengawasan di beberapa SPBU yang kerap mengalami antrean panjang. Ia juga menginstruksikan agar petugas SPBU mengecek secara teliti kecocokan antara barcode dan nomor kendaraan saat melakukan pengisian."Kami ingin memastikan distribusi BBM bersubsidi berjalan adil dan sesuai aturan. Petugas harus disiplin dalam menerapkan aturan ini," tegas Zulfikar.Untuk menjaga kelancaran arus lalu lintas dan mencegah terjadinya konflik di lokasi SPBU, sejumlah personel dari Polsek Pasaman dan Satuan Lalu Lintas Polres Pasaman Barat dikerahkan setiap hari di titik-titik rawan kemacetan.Zulfikar juga mengajak masyarakat untuk tetap sabar dan tertib saat mengantre BBM. Ia mengungkapkan bahwa salah satu penyebab antrean panjang adalah penurunan pasokan dari Pertamina.“Dari laporan pihak SPBU, pasokan biosolar kini hanya sekitar 16 ton per hari, padahal sebelumnya bisa mencapai 24 ton. Kondisi ini membuat ketersediaan BBM cepat menipis dan menyebabkan antrean panjang,” jelasnya.