Papan nama perusahaan pengelola dana kekayaan negara Indonesia, Danantara, terlihat di depan kantor pusatnya di Jakarta, Indonesia, 28 Februari 2025. Foto: REUTERS/Willy KurniawanBadan Pengelola Investasi Danantara Indonesia mencatatkan total pendanaan sebesar USD 17 miliar atau setara Rp 277,2 triliun (kurs Rp 16.310 per dolar AS), hanya dalam kisaran waktu lima bulan sejak diluncurkan pada 25 Februari 2025.Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Roeslani, menyebutkan rinciannya yakni sebesar USD 7 miliar atau sekitar Rp 114 triliun berasal dari kerja sama dengan Sovereign Wealth Fund (SWF) negara lain."Sejak Danantara diluncurkan, kita sudah mendapatkan pendanaan baik yang sifatnya ekuitas atau kerja sama dengan private equity dengan sovereign wealth fund lain itu sebesar USD 7 miliar," jelasnya saat acara penyerahan dokumen pra-FS proyek hilirisasi, Selasa (22/7).Adapun Danantara sudah menggandeng kerja sama dengan beberapa SWF, di antaranya Qatar Investment Authority (QIA) sebesar USD 4 miliar, China Investment Corporation (CIC) sekitar USD 2 miliar, dan sisanya dari Russian Direct Investment Fund (RDIF)."USD 7 miliar dolar itu dengan Qatar USD 4 miliar dolar, kemudian dengan CIC USD 2 (miliar) dolar dan juga kemudian dengan RDIF. Kita sedang ada pembicaraan dengan SWF lainnya untuk bersama-sama berinvestasi terutama di Indonesia," tuturnya.Menteri Investasi sekaligus CEO Danantara, Rosan Roeslani di St Petersburg, Rusia, pada Jumat (20/6/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparanSelain dari SWF, komitmen pendanaan untuk Danantara juga datang dari perbankan asing. Rosan menyebutkan, Danantara sudah meraup pinjaman USD 10 miliar atau sekitar Rp 163 triliun dari 12 bank asing."Kita Alhamdulillah mendapatkan kepercayaan dari 12 bank, mendapatkan pinjaman dan ini adalah kepercayaan, revolving facility terbesar di ASEAN yang diberikan kepada SWF," ungkapnya."Setelah baru saja mendapatkan approval juga, kita mendapatkan pendanaan mencapai USD 10 miliar, dan semuanya bank-bank dari luar negeri semua," imbuh Rosan.Pendanaan tersebut, kata Rosan, diberikan tanpa jaminan apa pun. Hal ini menurutnya menjadi bukti kepercayaan dunia internasional kepada legitimasi SWF baru Indonesia."Ini membuktikan bahwa memang dari bank asing pun, dan pinjaman itu diberikan hanya berdasarkan tanpa kita memberikan jaminan apa pun. Benar-benar punya kepercayaan yang diberikan kepada Danantara," jelas Rosan.Ditemui usai acara, Rosan menjelaskan alasan mengapa bank asing percaya memberikan pendanaan kepada Danantara tanpa jaminan karena sudah ada kejelasan terkait pembayarannya yang akan berasal dari dividen BUMN."Mereka melihat bahwa Danantara ini mempunyai sistem yang benar dan rapi, karena dari segi pembayarannya nanti itu sudah jelas. Dari mana? Dari dividen itu yang kita akan terima setiap tahunnya," ungkap Rosan.Kendati demikian, dia memastikan Danantara tidak melakukan penjaminan atau pledging aset maupun dividen kepada perbankan asing tersebut."Tapi saya bilang, saya enggak mau nge-pledge apa-apa. Saya enggak mau ada pledging saham atau apa lagi pledging dividen saya pun enggak mau, dan mereka setuju. Ada yang minta, saya bilang enggak usah," tandas Rosan.