Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Kaja Kallas. (Wikimedia Commons/Oscar del Pozo/European Union 2025)JAKARTA - Diplomat utama Uni Eropa memperingatkan Israel dengan tegas, semua opsi tersedia jika negara itu tidak bisa memenuhi janjinya untuk memfasilitasi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza, Palestina."Pembunuhan warga sipil yang mencari bantuan di Gaza tidak dapat dibenarkan," tulis Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, dalam unggahan di X seperti melansir Reuters 22 Juli.Kallas mengatakan, ia telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar "untuk mengingatkan kembali pemahaman kita tentang aliran bantuan dan menegaskan IDF harus berhenti membunuh orang di titik-titik distribusi."Awal bulan ini, Kallas mengatakan Israel telah setuju untuk memperluas akses kemanusiaan ke Gaza, termasuk menambah jumlah truk bantuan, titik penyeberangan, dan rute ke pusat-pusat distribusi."Semua opsi tersedia jika Israel tidak memenuhi janjinya," tegas Kallas.Pada Hari Senin, dua lusin negara Barat mendesak Israel untuk segera mengakhiri perangnya di Gaza dan mengkritik apa yang mereka sebut sebagai "pembunuhan tidak manusiawi" terhadap warga Palestina, dengan mengatakan "mengerikan" bahwa lebih dari 800 warga sipil telah terbunuh saat mencari bantuan.Kementerian Luar Negeri Israel menyebut pernyataan Hari Senin itu "tidak sesuai dengan kenyataan" dan mengatakan hal itu akan mengirimkan pesan yang salah kepada Hamas.Diketahui, konflik terbaru di Gaza pecah usai kelompok militan Palestina menyerang wilayah selatan Israel pada 7 Oktober 2023, menyebabkan 1.200 orang tewas dan 251 lainnya disandera menurut perhitungan Israel, dikutip dari Reuters.Itu dibalas Israel dengan melakukan blokade, serangan udara hingga operasi militer di wilayah Jalur Gaza.Israel dan kelompok militan Palestina menyepakati gencatan senjata serta pertukaran sandera dan tahanan pada 19 Januari.Setidaknya 20 dari 50 sandera yang tersisa di Gaza diyakini masih hidup. Mayoritas sandera awal telah dibebaskan melalui negosiasi diplomatik, meskipun militer Israel juga telah membebaskan beberapa sandera.Pada 2 Maret, Israel kembali melakukan blokade total terhadap Gaza dengan dalih menekan kelompok militan Palestina untuk menyepakati gencatan senjata usulan Amerika Serikat dan pertukaran sandera-tahanan.Seiring berakhirnya kesepakatan gencatan senjata, Israel kembali menggelar operasi militer di Gaza pada 18 Maret.Hingga kemarin, korban tewas Palestina di Jalur Gaza sejak konflik terbaru pecah telah mencapai 59.106 jiwa, sementara 142.511 lainnya luka-luka, menurut sumber medis di Gaza, dikutip dari WAFA.