Blackstone Group, mengundurkan diri dari rencana akuisisi TikTok (foto: x @techinasia)JAKARTA — Upaya penyelamatan TikTok dari ancaman larangan di Amerika Serikat kembali mengalami hambatan besar. Perusahaan ekuitas swasta raksasa asal AS, Blackstone Group, dilaporkan secara tiba-tiba mengundurkan diri dari konsorsium investor yang sedang berusaha mengakuisisi operasi TikTok di AS. Langkah mengejutkan ini semakin memperumit proses akuisisi yang sejak awal sudah sarat dengan tekanan politik, tarik-ulur kebijakan, dan negosiasi antarnegara.Menurut laporan eksklusif Reuters yang dikutip pada Jumat 18 Juli, Blackstone awalnya bermaksud mengambil bagian sebagai pemegang saham minoritas dalam TikTok AS. Konsorsium yang dipimpinnya terdiri dari Susquehanna International Group dan General Atlantic—dua investor lama di ByteDance, induk TikTok asal China—dan sempat digadang-gadang sebagai kandidat terdepan untuk mengambil alih operasional TikTok di Negeri Paman Sam.Namun keputusan Blackstone untuk mundur datang di tengah ketidakpastian yang terus membayangi masa depan aplikasi video pendek paling populer ini. Seorang sumber yang mengetahui langsung proses negosiasi mengatakan, mundurnya Blackstone menciptakan kekosongan besar dalam struktur investasi yang sebelumnya diyakini akan membuat TikTok lolos dari ancaman pemblokiran.ByteDance hingga kini belum memberikan komentar atas perkembangan tersebut. Sementara TikTok juga belum menanggapi permintaan media terkait kabar tersebut.Tarik-Ulur Kepentingan dan Politik AS-ChinaNegosiasi akuisisi TikTok sudah berlangsung selama lebih dari satu tahun. Pemerintah AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump telah mengeluarkan tiga perintah eksekutif yang secara bertahap memperpanjang tenggat waktu bagi ByteDance untuk melepas aset TikTok di AS. Tenggat terakhir yang ditetapkan adalah 17 September 2025, menyusul undang-undang yang disahkan Kongres pada April 2024, yang mewajibkan ByteDance menjual atau menutup operasi TikTok di AS paling lambat 19 Januari 2025.Namun, perpanjangan demi perpanjangan ini telah menuai kritik tajam dari beberapa anggota parlemen AS. Mereka menuduh pemerintah Trump mengabaikan kekhawatiran keamanan nasional terkait kepemilikan TikTok oleh perusahaan asal China, dan menilai langkah-langkah yang diambil hanya bersifat politis dan tidak tegas.ByteDance sedang menjajaki berbagai opsi, termasuk penjualan sebagian saham atau restrukturisasi operasional TikTok di AS. ByteDance juga telah memulai pengembangan aplikasi TikTok khusus untuk pasar Amerika guna menghindari larangan penuh. Upaya ini dilakukan bersamaan dengan rencana membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan investor AS yang akan menjadi pemilik mayoritas, sementara ByteDance tetap memegang sebagian saham.Salah satu faktor terbesar yang menambah keruwetan proses ini adalah masuknya isu TikTok dalam negosiasi dagang antara AS dan China. Presiden AS, Donald Trump, dikabarkan telah menyatakan niatnya untuk membahas langsung masalah TikTok dengan Presiden China, Xi Jinping. Situasi ini membuat nasib TikTok tidak hanya ditentukan oleh investor, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh dinamika geopolitik antara dua negara adidaya tersebut.Kesulitan dalam mencapai kesepakatan juga terlihat dari tertundanya rencana pemisahan TikTok AS menjadi entitas bisnis baru berbasis di Amerika. Rencana ini sempat mencapai tahap lanjut pada musim semi lalu, namun kemudian terhenti setelah China menolak memberikan persetujuan menyusul keputusan AS menaikkan tarif impor terhadap produk China secara signifikan.Investor Masih Menanti KejelasanSelain Blackstone, konsorsium investor TikTok juga disebut melibatkan sejumlah nama besar lainnya, seperti KKR, Andreessen Horowitz, dan Oracle. Namun belum jelas apakah investor-investor lain ini masih bertahan dalam konsorsium atau akan mengikuti langkah Blackstone untuk mundur.ByteDance tidak dalam posisi terburu-buru untuk mengambil keputusan, mengingat performa keuangannya yang tetap kuat. Dalam tiga bulan pertama tahun ini saja, perusahaan dilaporkan berhasil mencetak pendapatan sebesar 43 miliar dolar AS—bahkan mengungguli Meta, induk Facebook dan Instagram.Meski begitu, tanpa kejelasan hukum dan arah kebijakan pemerintah AS, posisi TikTok di pasar Amerika tetap berada dalam zona abu-abu. Dengan tenggat waktu semakin dekat dan tidak adanya kepastian tentang siapa yang akan menjadi investor pengganti Blackstone, masa depan TikTok di AS kini benar-benar berada di ujung tanduk.