Penampilan Karimata saat tampil di Jazz Gunung Bromo di Amfiteater Jiwa Jawa Resort, Sabtu (19/7). Foto: Ela Nurlaela/kumparanSuasana malam yang dingin di kawasan Amfiteater Jiwa Jawa Resort, Bromo, seketika terasa hangat ketika grup musik legendaris Karimata naik ke atas panggung. Membawakan tembang-tembang lawas era 1980-an, penampilan mereka menjadi salah satu momen paling berkesan di Jazz Gunung Bromo Seri 1 tahun ini.Dengan alunan khas jazz fusion, Karimata membuka penampilannya penuh energi lewat lagu Dahaga, hits yang dirilis pada 1987. Perpaduan permainan instrumen yang solid dengan aransemen bernuansa nostalgia sukses membuat penonton larut dalam suasana. Lagu demi lagu mengalir, membawa penonton kembali ke kenangan masa lalu.Selain membawakan lagu-lagu hitsnya, Karimata juga menghadirkan kejutan spesial lewat kolaborasi bersama musisi lokal. Dalam penampilannya di panggung Amfiteater Jiwa Jawa Resort, Bromo, Sabtu (19/7), mereka mengajak penyanyi asal Malang untuk tampil bersama di atas panggung.“Kita selalu ingin mengajak kolaborasi musisi setempat. Di Bali, Yogyakarta, Bandung, dan lain-lain,” ujar sang kibordis, Candra Darusman, di sela-sela acara Jazz Gunung Series 1 Bromo.Karimata dikenal sebagai salah satu pionir jazz fusion di Indonesia, dengan ciri khas menyisipkan unsur musik etnik Nusantara dalam karya-karyanya. Grup ini digawangi oleh para musisi papan atas seperti Candra Darusman, Erwin Gutawa, Denny TR, Embong Rahardjo, dan lainnya, yang telah menorehkan jejak penting sejak era 80-an.Malam itu, Karimata membawakan total 11 lagu, termasuk Relief, Gringgo, Masa Kecil, Hari Ini Milik Kita, hingga Kharisma dari album tahun 1989. Mereka menutup penampilannya dengan lagu Take Off yang dirilis pada 1991.Para penonton pun tampak menikmati setiap momen.Selain Karimata, Jazz Gunung Bromo Seri 1 juga diramaikan oleh penampilan musisi lainnya seperti Emptyyy, Jamie Aditya, Kua Etnika, Love Is, hingga RAN yang dijadwalkan menjadi penampil penutup malam ini.