Ilustrasi tape. Foto: ShutterstockKalau lagi jalan-jalan ke Bandung, rasanya belum lengkap kalau pulang tanpa membawa peuyeum. Makanan khas Sunda yang satu ini memang sudah jadi ikon oleh-oleh dari kota berjuluk Paris van Java tersebut. Terbuat dari singkong yang difermentasi, peuyeum punya cita rasa manis dengan sedikit rasa asam yang khas.Ya, kamu bisa dengan mudah menemukan peuyeum di berbagai pusat oleh-oleh di Bandung. Biasanya, singkong yang sudah dilapisi ragi putih ini digantung berjejer di etalase. Warnanya kuning cerah, tampilannya sederhana tapi mencuri perhatian. Justru tampilan khas inilah yang membuat peuyeum punya daya tarik tersendiri bagi wisatawan.Ilustrasi Peuyeum. Foto: ShutterstockMenurut laman Kemendikbud, salah satu daerah penghasil peuyeum terbesar berada di Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Dalam sebuah penelitian berjudul Eksistensi Sentra Industri Peuyeum di Kecamatan Cimenyan, Ridwanto (2013) mencatat bahwa pada era 1950-an, wilayah ini pernah menjadi pusat produksi peuyeum dengan lebih dari 200 pengrajin. Sayangnya, seiring waktu, jumlah produsen terus menurun. Hingga tahun 2013, hanya tersisa sekitar 14 orang yang masih setia membuat peuyeum secara tradisional.Meski produksinya menurun, popularitas peuyeum tak pernah benar-benar pudar. Tak hanya di Bandung, di beberapa daerah lain mungkin kamu masih bisa menjumpai penjual peuyeum keliling, ada yang memanggul dagangannya, ada pula yang menggunakan gerobak. Ya, meski jumlahnya tak sebanyak dulu, kehadiran mereka tetap menjadi pengingat bahwa kuliner tradisional ini masih dicintai dan punya tempat tersendiri di hati banyak orang.Iustrasi tape. Foto: ShutterstockNamun, banyak orang sering kali bingung membedakan peuyeum dan tapai atau tape. Sekilas memang mirip, keduanya sama-sama terbuat dari singkong fermentasi, tapi ternyata ada beberapa perbedaan yang cukup mencolok, lho.Mengutip dari Buku Digital Gerakan Literasi Nasional, tape biasanya dibuat dari singkong yang dipotong kecil-kecil, direbus hingga setengah matang, lalu diberi ragi. Setelah didiamkan selama 2–3 hari, singkong berubah menjadi tape dengan tekstur yang lembut, basah, dan mudah hancur. Rasa tape juga lebih manis dan segar, tapi karena kandungan airnya tinggi, tape tidak tahan lama dan sebaiknya langsung dikonsumsi.Sementara itu, peuyeum menggunakan singkong utuh yang hanya dipotong sedikit di bagian ujung dan pangkal. Proses fermentasinya mirip, tapi jumlah ragi yang digunakan biasanya lebih banyak, menghasilkan tekstur yang lebih padat dan kadar air yang lebih rendah. Ini membuat peuyeum lebih awet dan bisa digantung, makanya, peuyeum juga dikenal dengan sebutan “tape gantung”.Soal kandungan gizi, baik peuyeum maupun tape sama-sama punya manfaat. Keduanya mengandung karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin B1, dan probiotik dari proses fermentasi yang baik untuk kesehatan pencernaan.