Perplexity AILobi Vendor Smartphone agar Browser Comet Diinstal Otomatis

Wait 5 sec.

Comet bukan sekadar browser biasa. (foto: x @M6guri)JAKARTA — Dunia peramban internet bersiap menghadapi perubahan besar! Perplexity AI, startup yang didukung oleh Nvidia dan diam-diam menjadi pesaing serius Google. Perusahaan AI itu dikabarkan tengah melakukan negosiasi dengan sejumlah produsen ponsel pintar agar browser terbarunya, Comet, langsung terinstal di perangkat pengguna.Langkah ini dinilai bisa jadi game changer di dunia teknologi, mengingat Comet bukan sekadar browser biasa. CEO Perplexity, Aravind Srinivas, mengonfirmasi kepada Reuters bahwa pihaknya sedang menjajaki kerja sama dengan para pembuat perangkat (OEM) untuk menjadikan Comet sebagai browser default menggantikan Google Chrome—tantangan besar mengingat dominasi Chrome saat ini mencapai hampir 70% di perangkat mobile, menurut data Statcounter."Tidak mudah meyakinkan OEM untuk mengganti browser default dari Chrome ke Comet," kata Srinivas, menegaskan betapa sulitnya mengubah kebiasaan pengguna yang cenderung setia pada aplikasi bawaan.Namun, Comet punya senjata pamungkas: integrasi AI yang mendalam dengan pengalaman berselancar internet. Saat ini Comet masih dalam versi beta dan hanya tersedia di desktop. Tapi, browser ini memungkinkan pengguna melakukan hal-hal luar biasa—seperti menanyakan isi email pribadi, menjadwalkan rapat, merangkum halaman web, bahkan memotong dan mengirim bagian video langsung ke Slack, semua dengan bantuan AI.“Pengguna bisa nonton video, mencari bagian tertentu, dan langsung mengirim cuplikan ke tim di Slack. Semua itu dilakukan hanya dengan perintah ke asisten AI,” ujar Srinivas dalam wawancara dengan The Verge.Yang lebih menarik, Comet dibangun di atas Chromium, proyek sumber terbuka yang juga menjadi dasar Google Chrome. Artinya, pengguna akan merasa familiar, tapi dengan tambahan kekuatan AI yang revolusioner. Perplexity menyebut fitur AI-nya sebagai "sidecar assistant", yang selalu hadir menemani aktivitas online pengguna.Namun ada satu kendala: Comet masih eksklusif. Saat ini hanya pelanggan paket Perplexity Max senilai 200 dolar AS per bulan (sekitar Rp3,2 juta) yang bisa mencicipi pengalaman futuristik ini. Sementara pengguna lainnya harus menunggu undangan resmi dari Perplexity.Di balik ambisinya, Perplexity bukan pemain sembarangan. Tahun ini mereka berhasil mengumpulkan pendanaan sebesar 500 juta dolar AS  dan mencapai valuasi 14 miliar dolar AS, didukung oleh investor besar seperti Accel, Jeff Bezos, mantan CEO Google, Eric Schmidt, dan tentu saja Nvidia.Tak hanya itu, menurut laporan Bloomberg, Perplexity juga sudah berdiskusi dengan raksasa seperti Samsung dan Apple untuk menyematkan kemampuan pencarian AI mereka langsung ke dalam asisten digital seperti Bixby dan Siri. Jika terwujud, ini bisa mengubah cara miliaran orang menggunakan perangkat mereka sehari-hari.Saat ini, Google Chrome masih menjadi penguasa pasar browser mobile, dengan pangsa 70%, disusul Safari dan Samsung Internet dengan total 24%. Tapi, dengan munculnya Comet dan teknologi AI yang makin cerdas, posisi raksasa lama bisa saja mulai tergeser.“Kami berharap bisa menjangkau puluhan hingga ratusan juta pengguna tahun depan,” ujar Srinivas optimistis, sambil menambahkan bahwa fokus utama sekarang adalah menyempurnakan versi desktop bagi beberapa ratus ribu pengguna awal.Dengan rencana jangka panjang untuk menghadirkan browser yang bisa bekerja nyaris tanpa campur tangan manusia—alias agentic AI—Perplexity AI tampaknya siap mengguncang status quo dunia internet. Bila negosiasi dengan produsen ponsel membuahkan hasil, bukan tidak mungkin dalam waktu dekat Comet akan menjadi wajah baru browsing modern, langsung dari pabrik.