Wabup Garut Pertanyakan Notulensi Pesta Rakyat di Acara Pernikahannya

Wait 5 sec.

Maula Akbar Mulyadi Putra (Ula), anggota DPRD Jabar anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi dan istrinya, Luthfianisa Putri Karlina, Wabup Garut anak Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto memberikan keterangan pers pada Sabtu (19/7). Foto: Dok. kumparanSatu hari sebelum digelarnya syukuran atas pernikahan Wakil Bupati (Wabup) Garut Lutfianisa Putri Karlina dan Maula Akbar, sempat tersebar hasil notulensi dengan narasi pesta rakyat yang akan digelar pada Jumat (18/7). Terkait hal tersebut, putri dari Kapolda Metro Jaya ini pun mempertanyakannya.Notulensi itu mencatat hasil rapat yang digelar di ruang rapat Asisten Daerah (Asda) III dan dihadiri langsung Asda III, perwakilan Satpol PP, Dinas Koperasi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Camat Tarogong Kidul, dan Kabag umum.Hasil rapat dituliskan bahwa kegiatan pesta rakyat akan digelar pada Jumat, 18 Juli 2025. Dalam kegiatan tersebut akan disediakan makanan khas dari 25 kabupaten/kota, dan akan diberikan secara gratis di sekitaran Pendopo dan Babancong Garut mulai pukul 13.00 hingga 17.00 WIB. Dalam notulensi itu juga dituliskan akan dilaksanakan hiburan di Alun-alun Garut dengan persiapan dimulai pukul 17.00 sampai selesai. Lalu selain itu juga akan ada berbagai jenis dagangan dari UMKM dan PKL di beberapa titik yang mulai dilaksanakan pukul 19.00 WIB sampai selesai.Sebagai pemangku hajat, Putri menyampaikan kebingungannya dengan beredarnya notulensi tersebut. Selain itu, ia juga mempertanyakan siapa yang telah membuat notulensi tersebut.“Itu lah, yang saya bingung. Itu rapat siapa notulensi siapa, tersebarnya kok bisa. Sampai saya jujur, demi Allah baru melihat notulensi itu ketika kejadian. Ada staff saya bilang, bu ini orang gak diumumin juga sudah tahu dari notulensi itu," kata Putri, Sabtu (19/7).Berkaitan dengan beredarnya notulensi, Putri mengaku bahwa sebelumnya juga ada informasi kebocoran susunan acara. Salah satunya memuat kehadiran Presiden Prabowo pada pernikahannya. Atas hal tersebut, Putri mengaku mengambil pelajaran sehingga sangat berhati-hati kaitan dengan notulensi.“Tapi kemudian terjadi lagi (notulesi rapat beredar), kan dari apa yang notulensi tersebar kemudian pada hari H nya tidak betul kan. Karena kami berupaya semaksimal mungkin menghindari, tapi yang kemarin kami kecolongan dan kami tidak tahu sama sekali dalam waktu yang begitu singkat dan kami juga fokus pada acara pernikahan jadi kami itu lost sekali,” akunya.“Iitu saya gak tahu ada notulensi itu, ada kegiatan itu kami tahu, karena kami mengamanatkan tapi kami tidak tahu dibuat sebegitunya,” sambungnya.Ia menjelaskan bahwa kegiatan di pukul 13.00 WIB pada Jumat (18/7) tidak ada roundown. “Jadi saya hanya bilang gelar saja, tapi tidak boleh ada kegiatan terstruktur. Jadi itu hanya kegiatan bolak balik masyarakat dengan asumsi tidak diumumkan,” jelasnya.Sementara acara resminya, ada hiburan rakyat yang akan digelar setelah Ashar. Oleh karenanya sejumlah stand UMKM sengaja dipusatkan agak jauh dari kawasan Pendopo dan Babancong Garut.“Jadi asumsinya begini, orang terpaku pada Jalan Ahmad Yani saja, tidak melihat babancong. (Kegiatan di) Babancong itu yang tau-tau aja, maksud saya itu begitu,” ucapnya.Rencana itu gagal, sebab beredar selebaran yang tersebar di masyarakat. Putri mengaku mengetahuinya. Ia sempat memeriksa agar penjelasan kegiatan jangan ada narasi gratis satu pun.“Tidak boleh ada kesan gratis. Coba saja diperiksa, kalau misalnya ada yang disebutkan makanan gratis, saya harus langsung berbicara ke semua orang, karena saya punya bukti chat ke tim saya tidak boleh disebutkan (gratis),” katanya.Oleh karena itu, Putri menilai bahwa munculnya narasi makan gratis muncul setelah adanya notulensi yang bocor. “Berdasarkan notulensi yang bocor, akhirnya saya tau tepat ketika kejadian, jam 13.30, Ketika saya lagi diem di sini (rumah dinas) menunggu situasi, staf saya bilang "bu, ini udah bocor",” katanya.Masyarakat Garut berdesak-desakan di pesta rakyat merayakan pernikahan Wabup Garut Putri Karlina dan Maula Akbar, anggota DPRD Jabar sekaligus anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, Jumat (18/7/2025). Foto: Dok. IstimewaSebagai Wakil Bupati Garut, Putri pun memahami karakter masyarakat. Maka, setelah narasi notulensi makan gratis dan pesta rakyat itu tersebar, ia tetap menjaga agar informasi itu dijaga.“Saya bilang ke tim saya ke orang teknis, udah gini aja jadikan simbol tapi tidak boleh di sounding. Jadi sebenarnya yang betul-betul luput dari kami adalah kebocoran (Notulensi),” sebutnya.Sementara suami Putri, Maula Akbar Mulyadi Putra menembahkan bahwa ia selalu hadir setiap rapat pernikahan. “Karena saya ingin memberikan pelayanan yang terbaik. Itu (notulensi untuk hari Jumat) entah darimana datangnya, tiba-tiba ada rapat yang berjalan dan juga ada notulensi yang beredar. Jujur kami tidak mengetahui dengan rapat yang terjadi,” ucapnya.Menurutnya konsep awal untuk kegiatan tersebut pun tidak ada patokan jam di waktu tertentu.“Tapi memang ini entah siapa yang membuat informasi dan lain-lain, ada makan gratis, dan dipatok dari jam sekian sampai jam sekian,” katanya.