Chief Operating Officer (COO) Dony Oskaria. (Foto: Mery Handayani/VOI)JAKARTA - Holding operasional Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia, PT Danantara Asset Management (Persero) atau DAM akan melanjutkan rencana penggabungan atau merger BUMN di sektor karya pada tahun ini. Chief Operating Officer (COO) Dony Oskaria mengatakan rencana merger BUMN Karya ini menjadi salah satu agenda prioritas kerja Danantara dalam lima bulan tersisa pada 2025. “Skemanya tentu akan multi, di antaranya salah satu yang pasti ada mergernya pasti. Jadi, pengurangan daripada jumlah BUMN Karya sedang kami kaji,” ujar Dony di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 27 Juli. Dony menjelaskan merger BUMN Karya ini bertujuan untuk membentuk entitas yang lebih efisien dan berfokus pada bisnis inti sebagai kontraktor. Nantinya, hanya akan ada tiga entitas bisnis yang bertahan. Adapun, saat ini terdapat tujuh BUMN Karya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. PT Hutama Karya (Persero), PT Brantas Abipraya (Persero), PT Nindya Karya (Persero), PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. “Kami lagi menghitung, kurang lebih akan jadi tiga perusahaan karya yang kuat ke depan dan bisnisnya hanya fokus sebagai kontraktor saja,” ucapnya.Selain itu, Dony bilang, nantinya anak-anak usaha perusahaan konstruksi pelat merah yang tidak berkaitan langsung dengan inti bisnis akan dikonsolidasikan. “Jadi anak-anak perusahaan yang tidak menjadi kontraktornya yang selama ini menjadi beberapa sumber permasalahan yang akan kita kelompokkan,” katanya. Sekadar informasi, konsolidasi sektor karya memang menjadi bagian dari 22 program prioritas DAM yang akan dikebut di sisa waktu tahun 2025 ini. Selain perusahaan karya, konsolidasi yang direncanakan DAM turut mencakup sembilan sektor BUMN, yakni bisnis pupuk, rumah sakit, hotel, gula, hilirisasi minyak, asuransi, manajemen aset, dan kawasan industri.