Menteri KKP, Susi Pudjiastuti dalam aksi Pawai Bebas Plastik di Bundaran HI pada 21 Juli 2019. (ANTARA)JAKARTA – Memori hari ini, enam tahun yang lalu, 21 Juli 2019, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Susi Pudjiastuti ingin tenggelamkan pembuang sampah plastik. Susi menganggap pembuang sampah plastik telah merusak ekosistem dan keindahan laut Indonesia.Sebelumnya, Susi dikenal sebagai menteri wanita bernyali. Ia berani menangkap kapal asing pencuri ikan ilegal. Ia juga ikut memberikan efek jera supaya pencuri ikan tak balik lagi. Kapal-kapal pencuri ikan itu akan dihancurkan. Kalau istilah Susi tenggelamkan kapal-kapal.Narasi Indonesia adalah negara maritim tak diragukan lagi. Kondisi itu membuat Indonesia jadi negeri yang kaya akan hasil laut. Potensi itu dapat mengembangkan sektor kelautan dan perikanan Indonesia. Belum lagi urusan pengembangan wisata bahari yang mampu jadi daya tarik.Susi Pudjiastuti menyadarinya. Menteri KKP itu sudah menyaksikan sendiri bagaimana hasil laut Indonesia dapat memberikan penghidupan kepada rakyat Indonesia. Ia sendiri tumbuh sebagai pebisnis di sektor kelautan.Ia melihat bahwa hasil laut Indonesia adalah aset besar. Namun, kala aset itu justru dikeruk oleh negara lain dengan cara ilegal pula, melawan adalah cara yang paling tepat. Susi pun segera melakukan tindakan berani untuk melawan kapal asing pencuri ikan atas restu Presiden Joko Widodo (Jokowi).Warga mencari botol plastik dan kayu di tumpukan sampah di Pantai Pancer, Puger, Jember, Jawa Timur, Senin (1/2/2021). Banjir Daerah Aliran Sungai (DAS) Bedadung akhir pekan kemarin mengirimkan sampah ke Pantai Pancer Puger yang menjadi muara sungai tersebut. (ANTARA FOTO/Seno/foc)Alhasil, barang siapa kapal asing yang mencuri ikan akan ditangkap. Kapal-kapalnya kemudian ditenggelamkan. Aksi Susi menengelamkan kapal membuatnya kesohor di seantero negeri. Ia juga mulai dikenal di luar negeri.Komikus Jepang bahkan sempat mengabadikan aksi tenggelamkan kapal Susi dalam komiknya. Masalah muncul. Tak semua pihak dukung aksi Susi. Menteri-menteri Jokowi yang lainnya banyak yang tak sependapat dengan aksi Susi. Banyak yang menganggap aksi Susi justru dapat merusak hubungan antar negara.“Saya dibilang Pak Rizal Ramli (Menko Maritim) kontroversial, tak apa. Negeri kita ini juga penuh kontroversi, di lautnya juga. Pak Darmin (Menko Perekonomian) bilang Indonesia tak punya cukup kapal, sehingga lebih baik membeli lagi kapal bekas dengan harga murah.”“Saya tak setuju. Saya bilang ke Presiden dan semuanya. Sejauh ini kebijakan saya berhasil meningkatkan pertumbuhan perikanan di Indonesia, jadi biarkan saya jalankan policy (peraturan) saya. Akhirnya Pak Presiden setuju,” ujar Susi sebagaimana dikutip Kumparan, 19 Oktober 2018.Aksi tenggelamkan kapal Susi jadi populer. Kata tenggelamkan mulai digunakan Susi untuk hal lainnya. Barang siapa yang tak makan ikan akan ditenggelamkan. Narasi itu juga ditujukan oleh Susi kepada para pembuang sampah plastik ke laut pada 21 Juli 2019.Pembuang sampah plastik ke laut dianggapnya sebagai tindakan tak tahu diri dan merusak ekosistem laut. Laut jadi kotor. Keindahan laut jadi berkurang. Ekosistem laut rusak. Alhasil, Susi ingin tenggelamkan mereka yang buang sampah plastik ke laut."Pencuri ikan sudah kita tenggelamkan. Sekarang pencuri ikan pergi, datanglah sampah plastik. Pembuang sampah plastik juga harus kita tenggelamkan. Wilayah Indonesia 71 persen laut. Kalau tidak dijaga maka sampah plastik yang dibuang 70 persen berakhir di laut," ungkap Susi dalam pawai Pawai Bebas Sampah Plastik di Bundaran HI, Jakarta Pusat sebagaimana dikutip laman tempo.co, 21 Juli 2019.