Corvette Listrik Masih Jauh, GM Prioritaskan Sensasi Mengemudi

Wait 5 sec.

Corvette ZR1. (Foto: General Motors)JAKARTA - Salah satu daya tarik utama Corvette adalah raungan khas dari mesin V8 naturally aspirated atau supercharged yang kuat dan responsif. Bagi banyak penggemar, suara mesin ini bukan hanya soal performa, tapi juga soal emosi dan koneksi dengan mobilnya.Menariknya lagi, meski Corvette menawarkan performa supercar termasuk akselerasi cepat, handling tajam, dan kecepatan tinggi tapi harga jauh lebih murah dibandingkan rival dari Eropa seperti Porsche atau Ferrari. Ini menjadikannya pilihan favorit bagi pecinta kecepatan dengan nilai tinggi.General Motors rupanya belum memiliki rencana untuk menghadirkan versi listrik dari Corvette dalam waktu dekat. Berita ini datang langsung dari Tony Roma, Kepala Insinyur Corvette, yang berbicara kepada Autocar di ajang Goodwood Festival of Speed yang baru saja usai.Roma mengakui bahwa mobil listrik adalah masa depan, namun masa depan tersebut tampaknya masih jauh, setidaknya untuk Corvette."Kami berbicara tentang apa yang diperlukan untuk membuat mobil yang cukup mumpuni, tetapi saat ini itu masih fiksi ilmiah," ujar Roma saat membahas kemungkinan Corvette listrik.Tidak hanya Corvette listrik penuh yang belum ada dalam rencana, versi plug-in hybrid (PHEV) pun tidak akan diproduksi."Saya rasa plug-in tidak sepadan – bobotnya, biayanya, kerumitannya." Roma menunjuk pada kekecewaan pemilik mobil sport PHEV lain yang sering bingung memilih mode berkendara. Berbeda dengan Corvette E-Ray yang menggunakan sistem mild hybrid sederhana dan mudah digunakan layaknya C8 lainnya.Roma menekankan bahwa ketika Corvette listrik tiba, mobil tersebut harus tetap menyenangkan untuk dikendarai, tidak hanya sekadar cepat dari 0 hingga 100 km/jam. Ini menjadi tantangan besar bagi Roma dan timnya, mengingat banyak mobil listrik yang sudah sangat cepat."Kami tidak akan membuat versi listrik dari mobil ini hanya karena ingin membuatnya. Itu akan mengalahkan seluruh tujuannya," tegas Roma. "Semua orang harus menarik napas dalam-dalam dan santai, kami akan sampai di sana ketika saatnya tiba."Abaikan Regulasi Emisi Eropa demi Pengalaman MengemudiMenariknya, Roma juga mengakui bahwa tidak adanya Corvette tanpa emisi berarti mobil ini tidak akan bisa dijual di Eropa mulai tahun 2035, mengingat regulasi di sana mengharuskan semua kendaraan penumpang baru menjadi listrik penuh. Namun, Roma tidak terlalu mempedulikannya."Kami tidak akan membuat mobil hanya untuk memenuhi regulasi itu," katanya.Roma mengaku telah mengendarai banyak mobil listrik yang bagus, tetapi ia merasa tidak ada koneksi emosional yang terjalin."Tetapi ketika saya ingin pergi pada Sabtu pagi dan berkendara, saya ingin menyalakan [mesin] dan mendengarkan semua suara itu," pungkasnya, menunjukkan dedikasinya terhadap pengalaman berkendara yang autentik.Ini tentu menjadi kabar baik bagi para puritan mesin V8, setidaknya untuk beberapa tahun ke depan. Corvette akan tetap mempertahankan "jiwanya" dengan raungan mesin khas yang mereka cintai.