MPLS SMP di Blitar: Murid Kelas 1 Dianiaya 20-an Siswa di Balik Toilet Sekolah

Wait 5 sec.

Ilustrasi pengeroyokan. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparanWV (12 tahun) siswa kelas 1 SMPN Doko Blitar menjadi korban penganiayaan oleh sejumlah siswa lainnya. Peristiwa itu terjadi di area belakang kamar mandi SMPN Doko, Desa Sumberurip, Kabupaten Blitar, pada Jumat (18/7) sekitar pukul 08.00 WIB.Kasat Reskrim Polres Blitar, AKP Momon Suwito Pratomo, mengatakan penganiayaan tersebut diduga dilakukan oleh sejumlah siswa dari kelas 7 hingga 9 (kelas 1-3)."Kejadian tersebut pertama kali dilaporkan oleh orang tua korban, warga Desa Plumbangan, Kecamatan Doko, yang mengetahui kondisi anaknya mengalami luka fisik dan trauma psikis sepulang sekolah," kata Momon saat dikonfirmasi, Senin (21/7).Momon menyampaikan, dari keterangan korban, insiden itu terjadi saat kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) berlangsung."Korban dipanggil oleh kakak kelas dan diajak menuju ke belakang kamar mandi sekolah. Di lokasi tersebut, korban mendapati sekitar 20 siswa lain telah berkumpul dan mulai melontarkan olok-olokan secara verbal," ucapnya.Kemudian, seorang siswa kelas 8 (kelas 2) berinisial NTN memulai aksi kekerasan itu dengan memukul pipi kiri korban dan menendang bagian perutnya."Aksi tersebut memicu siswa lain ikut melakukan pengeroyokan secara bersama-sama," ujarnya.Korban Diancam Jangan BicaraUsai kejadian, korban sempat kembali ke kelasnya dalam kondisi trauma. Tak lama, korban diancam oleh salah satu terduga pelaku agar tidak melaporkan aksi perundungan itu kepada guru maupun orang tuanya."Akibat ketakutan, korban sempat merahasiakan kejadian itu hingga akhirnya menceritakan semuanya sepulang sekolah," katanya.Setelah itu, orang tua korban melaporkan kejadian yang dialami anaknya ke Polres Blitar. Polisi lalu melakukan olah TKP dan meminta keterangan dari pelapor, korban, serta dua saksi guru sekolah."Melakukan pemeriksaan medis (visum et repertum) terhadap korban dengan hasil luka di siku kanan, nyeri di kepala belakang, dan nyeri di dada," ungkapnya.Saat ini, polisi telah mengidentifikasi sebanyak 14 siswa yang diduga terlibat dalam aksi penganiayaan itu."Motif awal diduga karena adanya tindakan saling mem-bully di antara sesama siswa, yang kemudian berujung pada aksi balas dendam secara brutal," ujarnya.Polres Blitar juga berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA), Dinas Pendidikan, serta Dinas Sosial Kabupaten Blitar dalam penanganan kasus ini."Mengingat pelaku dan korban masih berstatus anak di bawah umur. Gelar perkara juga direncanakan dalam waktu dekat untuk menentukan langkah hukum selanjutnya," jelasnya.Sekolah Berupaya MemediasiPihak sekolah SMPN Doko juga telah berupaya melakukan mediasi antara kedua belah pihak yang dilakukan pada Sabtu (19/7), bersama wali siswa, perangkat desa, dan lainnya."Mediasi belum membuahkan kesepakatan damai. Mediasi lanjutan dijadwalkan akan dilakukan kembali pada Senin 21 Juli 2025," katanya.Kapolres Blitar: Bullying Tidak Bisa DibenarkanSementara itu, Kapolres Blitar, AKBP Arif Fazlurrahman, menyampaikan rasa prihatin atas peristiwa bullying tersebut."Kekerasan dan bullying di lingkungan pendidikan adalah tindakan yang tidak bisa dibenarkan dalam bentuk apa pun. Anak-anak harus tumbuh dalam suasana yang mendukung, bukan dalam ketakutan. Kami minta agar seluruh pihak, baik guru, orang tua, maupun siswa, saling mengingatkan dan peduli terhadap perilaku di sekolah. Kami akan melaksanakan program sosialisasi ini, agar anak-anak paham bahwa kekerasan bisa berdampak serius bagi masa depan mereka dan orang lain. Pendidikan karakter dan penguatan mental spiritual sangat penting ditanamkan sejak dini," kata Arif.