Korban Tewas Warga Gaza di Dekat Lokasi Penyaluran Bantuan Kemanusiaan Bertambah jadi 995 Orang

Wait 5 sec.

Warga Jalur Gaza tengah menunggu bantuan kemanusiaan. (Sumber: WAFA)JAKARTA - Jumlah korban tewas dan luka-luka warga Palestina di dekat lokasi penyaluran bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza terus bertambah, membuat kelompok militan Hamas geram.Sumber-sumber medis di Gaza melaporkan pada Hari Minggu, jumlah korban dalam apa yang disebut "jebakan maut" di lokasi-lokasi distribusi bantuan yang menjadi sasaran pasukan Israel telah mencapai 995 korban jiwa, 6.011 luka-luka, dan 45 orang dilaporkan hilang sejak 27 Mei, seperti dilansir dari WAFA 21 Juli.Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, sedikitnya 67 warga Palestina tewas akibat tembakan Israel saat mereka menunggu truk bantuan PBB di Gaza utara pada Hari Minggu, seperti melansir Reuters.Kementerian tersebut mengatakan puluhan orang juga terluka dalam insiden di Gaza utara. Insiden ini merupakan salah satu jumlah korban tewas tertinggi yang dilaporkan di antara kasus-kasus berulang baru-baru ini di mana para pencari bantuan tewas, termasuk 36 orang pada hari Sabtu. Enam orang lainnya tewas di dekat lokasi bantuan lain di selatan, ungkap kementerian.Sumber-sumber tersebut mengonfirmasi, semua korban adalah warga sipil yang berusaha mengakses bantuan pangan sebelum lokasi-lokasi distribusi ini diubah menjadi ladang pembantaian, menjadi sasaran serangan penembak jitu dan tembakan langsung oleh pasukan Israel, yang merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum humaniter internasional dan prinsip-prinsip hak asasi manusia.Sementara itu, Program Pangan Dunia PBB (WFP) menyatakan tak lama setelah memasuki Gaza, konvoi 25 truk WFP yang membawa bantuan pangan bertemu dengan "kerumunan besar warga sipil yang kelaparan" yang kemudian ditembaki."WFP menegaskan kembali bahwa segala bentuk kekerasan yang melibatkan warga sipil yang mencari bantuan kemanusiaan sama sekali tidak dapat diterima," demikian pernyataan WFP.Terpisah, seorang pejabat Hamas mengatakan kepada Reuters, kelompok militan tersebut marah atas meningkatnya jumlah kematian dan krisis kelaparan di wilayah kantong tersebut, dan hal ini dapat berdampak buruk pada perundingan gencatan senjata yang sedang berlangsung di Qatar.Di sisi lain, militer Israel mengatakan pasukannya telah melepaskan tembakan peringatan ke arah kerumunan ribuan orang di Gaza utara pada Hari Minggu untuk mengusir apa yang disebutnya sebagai "ancaman langsung".Mereka mengatakan temuan awal menunjukkan angka korban yang dilaporkan dilebih-lebihkan, dan Israel "tentu saja tidak sengaja menargetkan truk bantuan kemanusiaan".Diketahui, konflik terbaru di Gaza pecah usai kelompok militan Palestina menyerang wilayah selatan Israel pada 7 Oktober 2023, menyebabkan 1.200 orang tewas dan 251 lainnya disandera menurut perhitungan Israel.Itu dibalas Israel dengan melakukan blokade, serangan udara hingga operasi militer di wilayah Jalur Gaza.Israel dan kelompok militan Palestina menyepakati gencatan senjata serta pertukaran sandera dan tahanan pada 19 Januari.Setidaknya 20 dari 50 sandera yang tersisa di Gaza diyakini masih hidup. Mayoritas sandera awal telah dibebaskan melalui negosiasi diplomatik, meskipun militer Israel juga telah membebaskan beberapa sandera.Pada 2 Maret, Israel kembali melakukan blokade total terhadap Gaza dengan dalih menekan kelompok militan Palestina untuk menyepakati gencatan senjata usulan Amerika Serikat dan pertukaran sandera-tahanan.Seiring berakhirnya kesepakatan gencatan senjata, Israel kembali menggelar operasi militer di Gaza pada 18 Maret.Hingga kemarin, korban tewas Palestina di Jalur Gaza sejak konflik terbaru pecah telah mencapai 58.895 jiwa, sementara 140.980 lainnya luka-luka, menurut sumber medis di Gaza.