Menurut Fadli Zon budaay Indramayu adalah potensi yang ahrus dijaga bersama. (IST)JAKARTA - Budaya tak bisa lestari tanpa data. Itulah pesan utama dari pertemuan antara Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Yayasan Indramayu Creaticity Network (ICN), Selasa, 22 Juli di Gedung E, Kementerian Kebudayaan. Di hadapan para pegiat budaya muda dari Indramayu, Fadli menegaskan pentingnya pelestarian berbasis data dan partisipasi komunitas. “Saya pernah menyaksikan langsung kekayaan budaya Indramayu, dari seni rupa hingga tarian tradisional. Ini potensi luar biasa yang harus dijaga bersama, tidak bisa hanya bergantung pada pemerintah,” ujar Menbud Fadli. ICN memaparkan program pelestarian Tari Topeng Dermayon yang kian terancam punah karena minim pewaris. Lewat Dana Indonesiana 2023, mereka mengembangkan sistem dokumentasi, penguatan SDM, dan strategi pelestarian budaya tiga tahun ke depan. Ketua ICN Hilmi Hilmansyah menyampaikan bahwa saat ini pihaknya sedang merintis Pusat Studi Budaya Purwadaksina, dengan fokus pada living museum di Sungai Cimanuk yang kaya manuskrip. “Kami ingin arsip budaya, dokumentasi audiovisual, dan wawancara maestro masuk ke sistem pendidikan. Itu cara kami menjaga masa depan,” tegas Hilmi.Fadli Zon menyambut baik. Ia menekankan Dana Indonesiana ke depan harus lebih inklusif, transparan, dan tepat sasaran. “Program ini harus memfasilitasi ekspresi budaya lokal, bukan hanya kegiatan seremonial,” tandasnya. Pertemuan ini juga menegaskan komitmen Kementerian membuka ruang kolaborasi komunitas budaya daerah. Sinergi lintas sektor dan pendekatan partisipatif dianggap kunci menjaga warisan budaya di tengah arus modernisasi.