Judol di Jakarta: 600 Ribu Warga Ikut Bermain, ASN yang Main Judol Akan Disanksi

Wait 5 sec.

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana saat penandatanganan MoU dengan Pemprov Jakarta di Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (23/7/2025). Foto: Nasywa Athifah/kumparanKepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana mengungkapkan tingginya angka praktik judi online di DKI Jakarta. Dalam laporannya sekitar 600 ribu warga ikut bermain judol. Berikut rangkuman temuan tersebut:Total Deposit Capai Rp 3 TriliunKepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana memberikan paparan saat mengikuti rapat kerja bersama Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/6/2024). Foto: ANTARA FOTO/ Rivan Awal LinggaMenurut Ivan, wilayah Jakarta menyumbang jumlah pemain terbanyak secara nasional, dengan nilai transaksi mencapai triliunan rupiah hanya dalam setahun.“Sebagai contoh saja, tadi kita bicara dengan Pak Inspektur (Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Dhany Sukma). Beliau meminta data kepada PPATK, pasti akan kita sampaikan ya. Sebagai contoh misalnya ketika bicara judi online, macam-macam, itu yang paling banyak ya DKI Jakarta,” kata Ivan dalam acara Penandatanganan Nota Kesepakatan antara Pemprov DKI Jakarta, PPATK, dan LPSK di Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (23/7).Ia menyebutkan, ada lebih dari 600 ribu pemain judi online yang terdeteksi di wilayah DKI Jakarta.“Tadi Bapak (Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung) tanya, berapa sih yang pemain judi online? Itu di DKI Jakarta saja 600 ribu lebih pemain judi online, di DKI saja, di DKI Jakarta saja,” ujarnya.Ivan juga mengungkapkan, jumlah setoran atau deposit dari aktivitas judi online warga Jakarta dalam satu tahun terakhir menembus angka lebih dari Rp 3 triliun.“Dan angkanya itu deposit saja, jadi warga Bapak dan mohon maaf, ada juga internal macam-macam, itu lebih dari 3 triliun deposit saja, di satu tahun lalu saja,” jelas Ivan.ASN Ikut Main Judol?Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dan Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Brigjen Purn Achmadi usai penandatanganan MoU di Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (23/7/2025). Foto: Nasywa Athifah/kumparanGubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan, aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov DKI Jakarta harus bersih dari praktik judi online (judol). Ia meminta agar laporan terkait aktivitas judi online oleh ASN ditindaklanjuti secara serius.Hal ini disampaikannya saat acara Penandatanganan Nota Kesepakatan antara Pemprov DKI Jakarta dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) di Balai Kota, Rabu (23/7).“Saya memang pengin pemerintahan DKI menjadi pemerintahan yang dikelola secara terbuka. Maka untuk itu Pak Inspektorat, Pak Dhany (Inspektur Provinsi DKI Jakarta Dhany Sukma), mohon tadi yang disampaikan oleh kepala PPATK mengenai judol itu mendapatkan atensi kita, terutama buat ASN kita,” kata Pramono.Menurutnya, praktik judi online saat ini tidak hanya menyasar masyarakat umum, tetapi juga sudah merambah ke kalangan ASN. Pramono menekankan perlunya pembinaan yang tepat terhadap para pelakunya.“Karena judol ini sekarang bukan hanya masyarakat yang melakukan, tetapi banyak juga ASN kita. Maka untuk itu siapa pun ASN yang bermain-main dengan judol tentunya kita harus melakukan pembinaan,” ujar Pramono.Pramono juga mengaku siap bekerja sama dengan PPATK untuk mengidentifikasi lebih lanjut kasus-kasus yang melibatkan ASN.“Karena saya pengin ASN kita itu wajahnya jangan nggak gembira lah gitu. Udah ASN-nya DKI, tukinnya paling gede, main judol, keterlaluan banget,” lanjutnya. Sanksi ASN DKI Jika Ketahuan Main Judi OnlineIlustrasi judi online. Foto: Syawal Darisman/kumparanPramono Anung menegaskan, Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemprov DKI Jakarta yang terlibat praktik judi online tak akan mendapatkan promosi jabatan.“Jadi tadi saya sudah sampaikan kepada Kepala PPATK. Saya minta secara khusus kepada Bapak Inspektorat (Inspektur Provinsi DKI Jakarta Dhany Sukma) untuk meminta data judi online. Kalau memang ada dari ASN DKI Jakarta,” ujar Pramono di Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (23/7).Menurutnya, pemain judi online adalah korban. Karena pada dasarnya tidak ada yang benar-benar menang dalam praktik tersebut.“Karena bagi kami, yang pertama tentunya saya menganggap bahwa siapa pun yang bermain judi online itu sebenarnya adalah korban. Karena nggak ada yang namanya judi online itu akan menang, nggak ada,” katanya.