CEO NVIDIA Jensen Huang menyampaikan pemaparan dalam acara diskusi pada Indonesia AI Day di Jakarta, Kamis (14/11/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparanSeperti kebanyakan orang sukses lainnya, CEO Nvidia, Jensen Huang, mengaku tak punya keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadinya. Istilah work life balance, kayaknya memang alergi buat orang-orang yang berhasil mencapai titik tertinggi karir profesional. Sebagai eksekutif dari perusahaan besar di dunia teknologi yang bernilai 4,2 triliun dolar atau sekitar Rp 68 kuadriliun (kurs Rp 16.299), Huang bekerja hampir setiap jam dalam sehari, tujuh hari dalam seminggu."Saat saya tidak bekerja, saya memikirkan pekerjaan. Saya menonton film, tetapi saya tidak mengingatnya karena saya memikirkan pekerjaan," kata Jensen Huang, seperti dikutip Fortune.Meski terdengar di luar logika, kepemimpinan yang ia pegang telah membantu Nvidia menjadi salah satu komoditas terbesar di dunia, dengan harga saham yang meroket 1.600% dalam lima tahun terakhir.Huang tetap lah manusia. Dia tak menghabiskan seluruh waktunya hanya untuk mengirim email atau rapat, ia juga suka 'bengong' membayangkan masa depan yang akan dimiliki perusahaannya. "Terkadang kita membayangkan masa depan. Dan, wah, kalau kita melakukan ini dan itu. Itu berhasil, kamu sedang berfantasi, kamu sedang bermimpi," ungkap Huang.Salah satu impian terbesarnya adalah setiap bagian dari perusahaannya akan menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), yang tidak hanya akan membantu meningkatkan skala bisnis ke tingkat yang lebih tinggi, tetapi juga memberi Huang dan pekerjanya fleksibilitas tambahan. Dengan begitu, dia berharap bisa meraih sedikit keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Kantor perusahaan Nvidiadi Taiwan. Foto: AlmondYue/ShutterstockKerja keras yang dilakukan CEO Nvidia tampaknya menular ke karyawannya. Menurut mantan karyawan Nvidia, mereka sering kali bekerja tujuh hari seminggu dengan tugas yang menumpuk. Bahkan, terkadang harus bekerja hingga larut malam, sampai pukul 1 atau 2 pagi. Pekerja lain, terutama departemen Teknik, memiliki jam kerja yang lebih panjang. Saat rapat, tekanan yang sangat tinggi tak pelak sering memicu perdebatan. Meski memiliki jadwal padat, banyak karyawan ogah resign karena kompensasi yang ditawarkan perusahaan sangat tinggi. Huang sendiri mengakui bahwa bekerja di Nvidia tidak lah mudah. Sebab, ada banyak rencana luar biasa yang ingin diwujudkan oleh perusahaannya. Hal itu diungkap dalah wawanara bersama 60 Minutes pada 2024 lalu. Jika Anda ingin melakukan hal-hal luar biasa, itu seharusnya tidak mudah." - Jensen Huang, CEO Nvidia -Faktanya, bekerja keras untuk mengembangkan sebuah perusahaan nggak cuma dilakukan oleh Huang saja. Ya, nyaris semua pemimpin perusahaan telah menanggalkan prinsip work life balance yang kini banyak diadopsi kaum muda. Mereka yakin, kerja semaksimal mungkin akan membuahkan hasil yang nyata. Pendiri dan CEO perusahaan makanan ringan dan minuman buah, Lior Lewensztain, juga mengaku bahwa dia sulit untuk meraih keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan, bahkan setelah bisnisnya berhasil meraih laba jutaan dolar."Bahkan saat saya sedang liburan, saya tetap bekerja 24 jam sehari. saya tidak akan pernah benar-benar bisa pergi." kata Lewensztain.Hal ini juga diamini oleh mantan presiden AS, Barack Obama. Dia pernah bilang, untuk menjadi hebat, akan ada saat di mana kamu tidak memiliki keseimbangan dalam hidup. "Jika Anda ingin menjadi orang hebat, dalam hal apa pun baik itu olahraga, musik, bisnis, dan politik, akan ada saat-saat dalam hidup Anda tidak seimbang, di mana Anda hanya akan bekerja dan terus memikirkan pekerjaan," ungkap Barack Obama dalam The Pivot Podcast.