Merebus Air Berulang Kali, Benarkah Berbahaya bagi Kesehatan?

Wait 5 sec.

Ilustrasi merebus air (Freepik)JAKARTA - Belakangan ini, beredar kabar di internet yang menyebutkan merebus air yang sama selama berulang kali di dalam ketel bisa membahayakan kesehatan. Kabarnya, air yang direbus terus-menerus akan memekatkan mineral, logam, dan bahan kimia berbahaya. Tapi, benarkah kabar tersebut?Seorang ahli teknik sipil, Faisal Hai, yang juga merupakan profesor dan kepala sekolah teknik sipil di University of Wollongong, angkat bicara soal masalah ini. Kepada The Conversation, ia menjelaskan klaim tersebut tidak beralasan."Untuk memekatkan zat dalam air, Anda perlu menguapkan sebagian cairan sementara bahan kimia tetap tertinggal," kata Profesor Hai, dikutip dari laman Cambridge News."Air menguap pada suhu berapa pun, tetapi sebagian besar penguapan terjadi pada titik didih, ketika air berubah menjadi uap. Selama mendidih, beberapa senyawa organik yang mudah menguap mungkin keluar ke udara, tetapi jumlah senyawa anorganik (seperti logam dan garam) tetap tidak berubah," lanjutnya.Jadi meskipun konsentrasi senyawa anorganik mungkin sedikit meningkat saat air menguap, bukti menunjukkan bahwa hal itu tidak terjadi sampai pada tingkat yang berbahaya."Katakanlah Anda mendidihkan satu liter air di pagi hari, dan air  Anda memiliki kandungan fluorida 1mg per liter," ujar Profesor Hai yang menjelaskan sebagai contoh."Kemudian, Anda membuat secangkir teh dengan 200 ml air yang sudah dididihkan. Sore harinya, Anda mendidihkan ulang sisa air untuk membuat secangkir teh lagi," lanjutnya.Pada kedua kesempatan tersebut, jika pemanasan dihentikan segera setelah mendidih, hilangnya air akibat penguapan akan sedikit, dan kandungan fluorida di setiap cangkir akan sama.Bahkan jika Anda membiarkan air mendidih lebih lama saat menuangkan air ke cangkir teh kedua, sampai 100 ml air menguap, jumlah fluorida yang dikonsumsi dengan cangkir kedua (0,23mg) tidak akan lebih tinggi secara signifikan daripada fluorida yang dikonsumsi dengan cangkir teh pertama (0,20mg).Hal yang sama berlaku untuk mineral atau bahan organik lain yang mungkin terkandung dalam air. Mengambil contoh, Profesor Hai menjelaskan bahwa Anda harus mengurangi 20 liter air hingga tersisa hanya 200 ml untuk mencapai kepekatan."Secara praktis itu tidak mungkin terjadi, sebagian besar ketel listrik dirancang untuk mendidih sebentar sebelum mati secara otomatis," katanya."Selama air yang Anda gunakan sesuai dengan pedoman air minum, Anda tidak bisa benar-benar memekatkannya ke tingkat yang berbahaya di dalam ketel," tambahnya.Lebih lanjut, kecil pada kepekatan mineral, atau hilangnya oksigen terlarut dari air selama mendidih dapat memengaruhi rasa bagi sebagian orang, meskipun ada banyak faktor lain yang berkontribusi pada rasa air."Intinya adalah selama air di ketel Anda awalnya sesuai dengan pedoman air minum yang aman, air itu akan tetap aman dan layak minum bahkan setelah direbus berulang kali." lanjutnya.