Ilustrasi GenAI (foto: Pixabay) JAKARTA - Riset terbaru dari NTT DATA, menunjukkan bahwa banyak organisasi kesehatan masih kesulitan menyelaraskan teknologi Generative AI (GenAI) dengan strategi yang dijalankan. Lebih dari 80% pemimpin organisasi kesehatan yang disurvei di 33 negara, mengatakan bahwa mereka sudah memiliki strategi GenAI yang terdefinisi dengan baik. Namun, hanya 40% yang merasa bahwa strategi tersebut benar-benar sejalan dengan strategi bisnis utama mereka. Bahkan, hanya 54% yang mengategorikan kapabilitas GenAI mereka sebagai berkinerja tinggi.“Agar potensi penuh GenAI di bidang kesehatan bisa tercapai, organisasi perlu menyelaraskan teknologi ini dengan strategi bisnis mereka,” ujar Sundar Srinivasan, Head of Healthcare, NTT DATA North America dalam pernyataannya. Laporan yang berjudul “GenAI: The Care Plan for Powering Positive Health Outcoms”, ini juga menemukan bahwa sebanyak 75% responden mengakui bahwa mereka belum memiliki keterampilan yang memadai untuk mengelola GenAI secara efektif. Sementara 93% lainnya mengaku sedang mengambil langkah untuk menyesuaikan dampak GenAI terhadap peran dan tanggung jawab karyawan.Melihat fakta ini, Sundar menyarankan perusahaan kesehatan untuk memberikan pelatihan menyeluruh bagi tenaga kerja, serta menerapkan tata kelola berlapis yang tetap mengedepankan peran manusia.“Sangat penting untuk menunjukkan secara transparan bagaimana teknologi ini bisa mendukung pasien tanpa menggantikan tenaga kesehatan manusia,” jelasnya. Menurutnya, solusi GenAI yang berpusat pada manusia memungkinkan dokter dan staf administratif bekerja lebih efisien tanpa mengorbankan keselamatan dan kualitas pelayanan kepada pasien.