Kritik Standar Ganda HAM, Presiden Iran Soroti Situasi Gaza: Mereka Mati Kelaparan di Depan Mata Dunia

Wait 5 sec.

Anak-anak mengantre makanan di Gaza. (Twitter/@UNRWA)JAKARTA - Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengkritik standar ganda internasional terkait hak asasi manusia dengan menyoroti situasi di Jalur Gaza, Palestina, menambahkan "Hak asasi manusia dan organisasi internasional hanyalah kebohongan belaka.""Saat ini, jika kita melihat situasi anak-anak di Gaza, kita melihat mereka mati kelaparan di depan mata dunia," kata Presiden Pezeshkian, dikutip dari IRNA 23 Juli."Meskipun ada organisasi yang mengaku membela hak-hak anak dan perempuan, pada kenyataannya, mereka tidak melakukan apa pun," kritiknya.Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Hamas pada Hari Selasa mengatakan rumah sakit di Gaza telah mencatat 15 kematian, termasuk empat anak-anak, "akibat kelaparan dan malnutrisi" dalam 24 jam terakhir, menambahkan hal itu menjadikan jumlah total kasus sejak awal perang menjadi 101, "termasuk 80 anak-anak.""Di dunia yang beradab saat ini, tepat di depan mata semua orang, mereka telah memutus pasokan air dan makanan bagi orang-orang tertindas, perempuan, dan anak-anak di Gaza, melakukan genosida, namun mereka berani berbicara tentang hak asasi manusia," kata Presiden Pezeshkian."Sementara itu, mereka sendiri melanggar semua norma internasional dan hak asasi manusia di seluruh dunia, dari Gaza dan Palestina hingga Lebanon, Suriah, dan Iran, melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan," tandas Presiden Pezeshkian.Diketahui, konflik terbaru di Gaza pecah usai kelompok militan Palestina menyerang wilayah selatan Israel pada 7 Oktober 2023, menyebabkan 1.200 orang tewas dan 251 lainnya disandera menurut perhitungan Israel, dikutip dari Reuters.Itu dibalas Israel dengan melakukan blokade, serangan udara hingga operasi militer di wilayah Jalur Gaza.Israel dan kelompok militan Palestina menyepakati gencatan senjata serta pertukaran sandera dan tahanan pada 19 Januari.Setidaknya 20 dari 50 sandera yang tersisa di Gaza diyakini masih hidup. Mayoritas sandera awal telah dibebaskan melalui negosiasi diplomatik, meskipun militer Israel juga telah membebaskan beberapa sandera.Pada 2 Maret, Israel kembali melakukan blokade total terhadap Gaza dengan dalih menekan kelompok militan Palestina untuk menyepakati gencatan senjata usulan Amerika Serikat dan pertukaran sandera-tahanan.Seiring berakhirnya kesepakatan gencatan senjata, Israel kembali menggelar operasi militer di Gaza pada 18 Maret.Hingga kemarin, korban tewas Palestina di Jalur Gaza sejak konflik terbaru pecah telah mencapai 59.106 jiwa, sementara 142.511 lainnya luka-luka, menurut sumber medis di Gaza, dikutip dari WAFA.