Menteri UMKM Maman Abdurrahman (foto; Theresia Agatha/VOI)JAKARTA - Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurahman merespons gelombang ekspansi UMKM sektor makanan dan minuman (F&B) asal Cina yang membanjiri Indonesia. Merek-merek seperti Mixue, Wedrink, Heytea dan Chagee yang tampil dominan dinilai dapat menggerus pasar UMKM.Maman mengklaim, pemerintah telah berupaya untuk membatasi serbuan produk-produk luar negeri, termasuk dari Cina. Salah satunya melalui regulasi. Saat ini, pihaknya tengah berkoordinasi dengan marketplace untuk membuat beberapa insentif bagi pelaku UMKM, khususnya di sektor makanan dan minuman."Kami juga sudah berupaya untuk membatasi, dalam banyak hal melalui regulasi dan kebijakan. Sekarang dari Kedeputian Usaha Kecil (Kementerian UMKM) sedang memanggil beberapa marketplace untuk membuat beberapa insentif," ujar Maman kepada wartawan di Gedung Smesco, Jakarta, Rabu, 23 Juli.Maman menjelaskan, banyak UMKM telah berjualan produknya di marketplace, termasuk makanan dan minuman. Menurut dia, produk makanan dan minuman yang dijual dari UMKM seharusnya mendapatkan insentif berbeda dengan produk F&B dari luar."Itu kalau makanan dan minuman dari lokal, memang diproduksi di lokal, insentifnya tentunya berbeda dengan makanan dan minuman dari luar," katanya.Namun demikian, Maman belum bisa memastikan bentuk insentif seperti apa yang akan diberikan. Saat ini, pihaknya masih terus mengkaji. Dia menegaskan, langkah tersebut sebagai upaya agar ada perbedaan antara produk lokal dengan barang dari luar negeri."Yang pasti salah satunya adalah misalnya dari angka persentase fee dan lain sebagainya. Ini lagi kami kaji seperti apa dan bagaimana. Jadi, supaya ada diferensiasi antara barang lokal dengan barang dari luar. Jadi, itu salah satu bentuk insentif," tuturnya.Adapun berdasarkan penelitian lembaga riset asal Singapura, Momentum Works, yang dirilis pada Januari 2025, F&B Cina telah melakukan ekspansi besar-besaran ke wilayah Asia Tenggara (Asean).Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, yakni sejak 2022 hingga 2025, lebih dari 6.100 gerai F&B Cina membanjiri pasar Asean. Lonjakan ekspansi itu didorong oleh lesunya pasar domestik di Cina.Penelitian tersebut tak menjabarkan secara detail jumlah gerai di masing-masing negara. Namun, sekitar 4.000-an gerai tersebar di Indonesia dan Vietnam.