Duta Besar Kerajaan Hasyimiyah Yordania untuk Indonesia, H.E. Sudqi Al Omoush dan Menbud Fadli Zon (Dok Kemenbud)JAKARTA — Menteri Kebudayaan Fadli Zon menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Kerajaan Hasyimiyah Yordania untuk Indonesia, H.E. Sudqi Al Omoush, di Gedung Kementerian Kebudayaan, Jakarta, Senin, 21 Juli. Pertemuan ini menjadi momen penting dalam penguatan kerja sama strategis antara Indonesia dan Yordania, khususnya di bidang budaya dan pendidikan.Dubes Sudqi mengundang Indonesia untuk berpartisipasi dalam Jerash Festival for Culture and Arts 2026, ajang budaya internasional yang memperkuat jejaring antarbangsa lewat diplomasi kebudayaan. Ia juga menyampaikan rencana kehadiran Yordania di Chandi Summit 2025 yang akan digelar Kementerian Kebudayaan di Bali pada September mendatang.Menteri Fadli Zon menyambut baik inisiatif tersebut. “Kami terbuka untuk kerja sama lintas budaya, baik tradisional maupun kontemporer. Indonesia siap membangun kemitraan strategis di sektor kebudayaan,” ujarnya.Fadli juga mengungkapkan rencana penyusunan Nota Kesepahaman di bidang kebudayaan sebagai bagian dari persiapan kunjungan Raja Abdullah II bin Al-Hussein ke Indonesia. “Kami ingin kerja sama ini jadi jembatan antar masyarakat, bukan sekadar hubungan antar negara,” tambahnya.Pertemuan juga membahas kolaborasi konkret, seperti pameran artefak budaya, promosi situs sejarah, hingga insentif mobilitas masyarakat dalam mengakses warisan budaya. Dubes Yordania juga menegaskan komitmen negaranya dalam mendukung mahasiswa Indonesia di Yordania. Mereka akan diperlakukan setara dengan warga lokal dalam hal administrasi dan sistem penerimaan kampus.Selain itu, Yordania juga menerapkan kebijakan visa budaya yang inklusif—wisatawan mancanegara bisa mengakses berbagai situs sejarah secara gratis. “Kami ingin dunia mengenal lebih dalam kekayaan peradaban Yordania,” ujar Sudqi.Ikut hadir mendampingi Menteri Fadli Zon, Dirjen Diplomasi dan Kerja Sama Kebudayaan Endah Tjahjani, Staf Khusus Annis Rengganis, serta Staf Ahli Anindita Kusuma Listya.Pertemuan ini tak sekadar seremoni. Ini adalah langkah nyata memperkuat diplomasi budaya sekaligus membuka peluang kolaborasi baru yang strategis antara dua negara yang kaya akan sejarah dan warisan kebudayaan.