Siswa SMP di Blitar Dikeroyok Kakak Kelas, Pemerhati Anak: MPLS Ramah Anak Gagal

Wait 5 sec.

Tangkapan layar siswa di Blitar yang jadi korban pengeroyokan kakak kelas.Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang digadang-gadang ramah anak nyatanya tak berjalan demikian. Beredar video di media sosial seorang siswa baru SMP Negeri di Kabupaten Blitar, Jawa Timur menjadi korban kekerasan fisik oleh puluhan siswa lainnya hingga mengalami trauma mental dan luka fisik.Aksi pengeroyokan yang rekaman videonya viral itu terjadi pada Jumat (18/7) di lingkungan sekolah saat MPLS.Terkait adanya peristiwa tersebut, pemerhati anak di Surabaya, Syaiful Bachri, turut angkat bicara."Sekali lagi ini menjadi suatu peristiwa yang sangat miris buat kita di saat masa MPLS dengan hastag ramah terjadi ketidakramahan di salah satu sekolah di Kabupaten Blitar," ujarnya kepada Basra, Senin (21/7) malam."Hal yang terjadi dimulai dari saling ejek sehingga menjadi bullying secara bersama-sama dan dilakukan oleh sekelompok anak dari sekolah tersebut," sambungnya.Syaiful pun meminta kepada instansi terkait untuk bisa mendampingi serta memproses permasalahan tersebut."Harus tetap diproses (secara hukum) walaupun yang kami dengar adanya surat pernyataan bersama (damai) terkait dengan permasalahan tersebut. Tapi ini tidak menyelesaikan masalah karena kasus itu bisa berdampak secara psikologi baik korban maupun pelaku," tegasnya.Syaiful mengungkapkan bullying yang berujung pada kekerasan fisik tersebut terjadi usai kegiatan bersih-bersih di sekolah."Yang kami harapkan sekolah ramah anak belum bisa tercapai. Dan ini menjadi catatan, perlu pencabutan label sekolah ramah anak apabila di sekolah tersebut masih terjadi perlakuan serta tindakan kekerasan seperti itu," tegasnya.Untuk mencegah tindak kekerasan terhadap anak terutama di lingkungan sekolah,Syaiful meminta dinas pendidikan untuk lebih mengutamakan pendidikan karakter anak, mengawasi perilaku anak baik di lingkungan sekolah dan bekerja sama dengan orang tua dalam mendidik anak."Apalagi sekarang marak game yang bermuatan kekerasan di gawai. Orang tua harus lebih aware kepada anak," pungkasnya.