Lewati Usia 50 Tahun Gairah Seks Makin Menurun, Apa Penyebabnya?

Wait 5 sec.

Ilustrasi pasangan lansia (Foto: Freepik/Freepik)JAKARTA - Ketika usia bertambah, banyak orang mulai fokus pada kesehatan fisik, seperti mengelola tekanan darah, kolesterol, sendi, atau gula darah. Tapi ada satu aspek penting yang sering diabaikan, yakni kesehatan seksual. Topik ini sering kali dihindari, padahal kebutuhan akan keintiman tetap ada seiring bertambahnya usia.“Menariknya, kebanyakan orang di atas 50 tahun sepakat bahwa keintiman dan kesenangan di ranjang tetap penting sepanjang hidup,” kata Kathleen Cameron, mantan Direktur Senior di Center for Healthy Aging milik NCOA (National Council on Aging), dikutip dari laman National Council on Aging."Namun, kita jelas enggan membicarakannya, terutama saat ada masalah," lanjutnya.Faktanya, survei dari University of Michigan’s National Poll on Healthy Aging menunjukkan 76% responden setuju bahwa seks adalah bagian penting dari hubungan romantis, berapa pun usianya. Tapi hanya 17% yang membicarakan topik kesehatan seksual dengan tenaga medis mereka dalam dua tahun terakhir.Menurut Cameron, salah satu alasan utama orang berusia senja enggan membicarakan seka, karena kesehatan seksual masih dianggap tabu. Bahkan sekadar membahasnya bisa menimbulkan kecemasan. Padahal, semakin topik ini dihindari, semakin besar kemungkinan munculnya kesalahpahaman dan stigma sosial.Hal ini bisa berdampak langsung pada kesehatan. Beberapa kondisi medis seperti disfungsi seksual bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius. Jika kita malu membicarakannya, dokter mungkin akan melewatkan diagnosis penting.Selain itu, kurangnya komunikasi terbuka dengan pasangan bisa meningkatkan risiko penularan penyakit menular seksual (PMS), seperti herpes genital, hepatitis B, sifilis, atau gonore.Maka dari itu, menjaga hubungan intim yang sehat setelah usia 50 berarti membawa topik ini keluar dari bayang-bayang dan mulai membicarakannya secara terbuka.Menurut American Sexual Health Association (ASHA), kesehatan seksual adalah kemampuan untuk menerima dan menikmati seksualitas sepanjang hidup.Artinya, kita bisa menikmati kepuasan seksual, mengakses edukasi dan sumber daya tentang kesehatan seksual, dan berkomunikasi terbuka tentang seks dengan pasangan. Jika hal tersebut terganggu, maka kesejahteraan kita secara keseluruhan juga ikut terdampak.Banyak yang bertanya, pada usia berapa pria kehilangan gairah seksual? Kapan wanita berhenti aktif secara seksual?Menurut Cameron, tidak ada usia pasti ketika seksualitas berakhir. Kita adalah makhluk seksual sejak lahir, dan usia 50 bukanlah titik henti. Bahkan, seks yang sehat sangat penting saat menua, karena dapat meningkatkan keintiman emosional dan mengurangi stres lewat pelepasan hormon endorfin.Secara fisik, hubungan seksual yang teratur bisa membantu menurunkan kolesterol dan tekanan darah. Sebaliknya, tubuh yang sehat juga mendukung fungsi seksual yang baik. Misalnya, olahraga meningkatkan aliran darah ke organ seksual dan membantu stamina serta gairah.Seiring bertambahnya usia, tubuh kita memang berubah, dan ini memengaruhi kesehatan seksual. Pada wanita, perubahan besar terjadi sebelum, selama, dan setelah menopause. Gejala umum meliputi penurunan libido, kenaikan berat badan, hot flashes (rasa panas tiba-tiba), rambut rontok, dan perubahan mood. Vagina juga bisa kehilangan pelumas alami, membuat seks terasa sakit atau kurang nyaman.Sementara pada pria, disfungsi ereksi (ED) makin umum terjadi. Proses ereksi bisa menjadi lebih lambat atau tidak sekuat dulu. Masalah pada prostat, termasuk kanker prostat, juga dapat memengaruhi kesehatan seksual karena efek samping pengobatan.Faktor gaya hidup dan kondisi medis lain, seperti merokok, konsumsi alkohol berlebih, penyakit jantung, diabetes, depresi, dan inkontinensia (sulit menahan buang air juga turut memengaruhi.Beberapa obat, seperti statin (untuk kolesterol) dan beta-blocker (untuk tekanan darah), bisa menurunkan gairah atau menyebabkan kesulitan dalam respons seksual.