Jamu Laut, Warisan Budaya Melayu dan Refleksi Harmoni Manusia dengan Alam

Wait 5 sec.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon. (ANTARA/HO-Kementerian Kebudayaan)JAKARTA - Di tengah gelombang modernisasi, tradisi Jamu Laut masih bertahan sebagai bentuk penghormatan masyarakat Melayu pesisir terhadap laut sebagai sumber kehidupan.Upacara adat ini bukan sekadar seremonial, tetapi cerminan filosofi hidup yang mengajarkan rasa syukur, keseimbangan, dan hubungan harmonis antara manusia dan alam.Dihelat oleh para nelayan Melayu, khususnya di wilayah pesisir Sumatera Utara, Jamu Laut menjadi simbol peradaban maritim yang menanamkan nilai spiritual dan ekologis secara turun-temurun.Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, saat menghadiri acara Jamu Laut di Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai, menyampaikan bahwa tradisi ini selaras dengan visi pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan dan pelestarian budaya.Ia menyebut Jamu Laut sebagai bentuk kearifan lokal yang mengajarkan penghormatan terhadap alam laut serta hubungan yang saling menjaga antara manusia dan lingkungan.“Tradisi ini merupakan wujud kearifan lokal, bagaimana manusia khususnya para nelayan menjalin hubungan selaras dengan laut sebagai sumber kehidupan. Ini bukan hanya soal budaya, tapi juga kontribusi terhadap keberlanjutan dan ketahanan pangan,” ujar Fadli, seperti dikutip ANTARA.Rangkaian acara Jamu Laut melibatkan ritual permohonan berkah, keselamatan, dan keberlimpahan hasil tangkapan. Masyarakat setempat mempersembahkan doa dan sesajen ke laut sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada penjaga alam yang dipercaya bersemayam di perairan.Upacara ini juga sekaligus menjadi momentum untuk memperkuat solidaritas sosial antar komunitas nelayan.Menurut Fadli, pelaksanaan tradisi ini diharapkan dapat membawa berkah dan peningkatan kesejahteraan bagi para nelayan.“Semoga setelah ritual ini, hasil laut semakin melimpah dan membawa manfaat nyata bagi keluarga-keluarga nelayan,” imbuhnya.Dalam kesempatan tersebut, Menteri Fadli turut mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dan Gerakan Angkatan Muda Melayu Indonesia (GAMI) atas prakarsa menjaga tradisi leluhur tetap hidup di tengah tantangan zaman.“Ini membuktikan bahwa semangat mencintai dan merawat budaya bangsa masih hidup dalam diri generasi muda. Tradisi ini bukan hanya milik masa lalu, tapi juga bagian dari masa depan kita,” ucapnya.Lebih jauh, Menbud mendorong agar tradisi Jamu Laut dapat diusulkan sebagai bagian dari Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia, agar mendapat pengakuan resmi dan perlindungan dalam sistem kebudayaan nasional.“Semoga di tahun ini kita dapat mencatatkan Jamu Laut sebagai salah satu warisan budaya tak benda. Ini langkah penting untuk memastikan keberlanjutan nilai-nilai luhur masyarakat pesisir,” tutup Fadli.