Musik Tak Hanya Menghibur tapi Bantu Mengasah Otak Anak Sejak Dini

Wait 5 sec.

Ilustrasi manfaat musik untuk anak (Freepik)JAKARTA - Musik bukan sekadar hiburan bagi anak, tetapi juga berperan besar dalam mendukung tumbuh kembang otaknya. Melalui irama dan melodi, otak anak distimulasi untuk membangun koneksi antarneuron yang penting dalam proses belajar.Manfaat musik bahkan dapat memperkuat kemampuan bahasa, motorik, dan emosional anak jika diperdengarkan secara rutin dan sesuai usia.Psikolog klinis anak dan remaja lulusan Universitas Padjadjaran, Michelle Brigitta Shanny, M.Psi., mengatakan bahwa musik memegang peran penting dalam memberikan pengalaman sensorik yang mendukung perkembangan otak.“Pada masa pertumbuhan, otak anak masih sangat plastis, artinya sangat mudah membentuk dan memperkuat jaringan saraf melalui pengalaman-pengalaman seperti mendengar musik,” ujar Michelle, seperti dikutip ANTARA.Ia menjelaskan, paparan musik mampu menstimulasi berbagai area penting di otak anak, mulai dari lobus temporal yang berperan dalam memproses bahasa dan suara, lobus frontal yang terkait dengan pemikiran dan perhatian, hingga cerebellum yang mengatur koordinasi motorik.Tak hanya mendukung aspek kognitif, musik juga membantu anak memahami dan mengungkapkan emosi. Lewat kegiatan seperti menyanyi, menari, atau bermain alat musik, anak-anak belajar mengatur emosi dan mengembangkan keterampilan motorik sekaligus kemampuan ritme tubuh.Namun, Michelle juga mengingatkan agar orang tua lebih selektif dalam memilih musik untuk anak. Musik yang tidak sesuai usia – misalnya, yang memuat konten kekerasan atau seksual – bisa berdampak negatif pada perkembangan anak, baik secara emosional, sosial, maupun neurologis.“Anak-anak cenderung meniru apa yang mereka dengar dan lihat, tanpa benar-benar memahami konteksnya. Misalnya, jika sering mendengar lirik dengan bahasa kasar atau menyaksikan adegan dewasa, mereka bisa menirunya dan menganggap hal itu normal,” jelasnya.Ia menambahkan pada usia dini, anak belum memiliki kemampuan kritis untuk menyaring informasi. Hal ini bisa membuat mereka meniru bahasa tidak pantas, memiliki persepsi keliru soal hubungan romantis, atau mempertanyakan hal-hal yang belum siap mereka pahami.Karena itu, peran orang tua sangat penting. Menurut Michelle, orang tua sebaiknya tidak langsung melarang atau memarahi anak ketika mereka terpapar musik yang tidak sesuai usia, tetapi justru memanfaatkan momen tersebut sebagai kesempatan untuk berdialog.“Ciptakan komunikasi terbuka, beri penjelasan dengan bahasa yang mudah dipahami, dan tawarkan musik lain yang liriknya lebih sesuai usia. Ajak anak memilih lagu bersama bisa jadi cara menyenangkan untuk membentuk kebiasaan positif,” ujarnya.Selain memberi batasan, orang tua juga disarankan mengajarkan literasi media sejak dini, yakni kemampuan untuk menilai, memahami, dan menyaring informasi secara kritis.