Cloudflare: China Jadi Target Utama di Serangan DDoS pada Q2 2025

Wait 5 sec.

Ilustrasi serangan DDoS (foto: Cloudflare)JAKARTA - Cloudflare baru saja merilis laporan ancaman Distributed Denial-of-Service (DDoS) untuk kuartal kedua (Q2) tahun 2025.Secara keseluruhan, Cloudflare memblokir 7,3 juta serangan DDoS sepanjang Q2 2025. Meski mengalami penurunan dari 20,5 juta serangan pada kuartal sebelumnya, angka ini tetap meningkat 44 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.10 negara yang menjadi target serangan DDoS tertinggi adalah China di posisi pertama, disusul oleh Brasil di posisi kedua, Jerman di posisi ketiga, serta India dan Korea Selatan di posisi empat dan lima.Sementara itu, di posisi ke enam hingga sepuluh diikuti oleh negara Turki (#6) Hong Kong (#7), Vietnam (#8), Rusia (#9), Azerbaijan (#10).Sedangkan 10 industri yang paling banyak menjadi target serangan DDoS pada kuartal kedua 2025 adalah:TelekomunikasiInternetTeknologi Informasi & LayananGamingPerjudian & KasinoPerbankan & Jasa KeuanganRitelPertanian Perangkat Lunak KomputerPemerintahan Cloudflare mencatat bahwa meskipun jumlah serangan menurun dibandingkan Q1, intensitas serangan mengalami peningkatan signifikan.Hal ini terlihat dari volume serangan terbesar yang tercatat sepanjang kuartal ini yang pernah tercatat dengan kekuatan mencapai 7,3 terabit per detik (Tbps) dan volume 4,8 miliar paket per detik (pps).Untuk mempertahankan diri dari ancaman DDoS, Cloudflare menyarankan perusahaan untuk menerapkan perlindungan DDoS berbasis cloud yang dapat melacak sidik jari lalu lintas serangan secara real time.