Menteri Agama Nazaruddin Umar usai hadiri acara peringatan Hari Anak di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (20/7/2025). Foto: Haya Syahira/kumparanMenteri Agama Nasaruddin Umar menyoroti kasus ratusan pelajar Madrasah Tsanawiyah Swasta (MTs setingkat SMP) Al Washliyah di Petumbukan, Kecamatan Galang, Deli Serdang, Sumut, yang sempat terpaksa belajar di tepi jalan.Hal ini dikarenakan sekolah mereka digembok oleh Pemkab Deli Serdang. Menag pun menyinggung penerapan kurikulum cinta yang harusnya menjadi landasan dalam kasus ini.“Mengajarkan agama harus mengajarkan rasa cinta satu sama lain, termasuk cinta tanah air, cinta lingkungan hidup supaya sehat, dan cinta antar sesama tanpa membedakan agama apa pun karena kita sama-sama warga Indonesia,” kata Menag saat ditemui usai menghadiri Hari Anak Nasional di CFD, Jakartq Selatan, Minggu (20/7).Penggembokan ini dilakukan lantaran ada permasalahan gedung sekolah di sana milik Pemkab Deli Serdang. Sementara, tanahnya milik Al Washliyah.Menag pun meminta agar dunia pendidikan tidak ikut tercerai apa pun yang terjadi.“Dunia pendidikan sangat menentukan kalau pendidikan anak tidak terarah kurikulumnya maka kami di Kemenag menerapkan kurikulum cinta, kurikulum cinta itu misalnya jangan mengajarkan agama padahal tidak sadar mengajarkan kebencian antara satu dengan lainnya,” katanya.Pelajar Al Washliyah Petumbukan, Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang, Sumut, menunggu di tepi jalan usai sekolahnya digembok Pemkab. Foto: Dok. IstimewaPersoalan hibahBupati Deli Serdang Asri Ludin menjelaskan soal proses hibah yang dipersoalkan. Soal hibah ini sebelumnya disinggung oleh Ketua DPRD Deli Serdang Zakky Shahri.Kata Asri, kesepakatan hibah yang sebelumnya dicapai dalam rapat memiliki prosedur. Untuk itu, gedung tak bisa langsung diserahkan ke Al Washliyah.“Salah. Salah (soal dalam proses hibah gedung bisa diberlakukan shift). Jadi proses hibah bisa dilaksanakan bila sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku ada namanya Permendagri Nomor 19 yang mengatur aset Pemda bisa dihibahkan bila tidak diperlukan lagi,” kata Asri.Saat ini masih ada ratusan siswa SMPN Galang yang perlu gedung tersebut. Menurutnya pemberian hibah ke MTs Al Washliyah. sebaiknya dilakukan bila seluruh murid SMPN Galang sudah lulus dan gedung tak lagi dipakai.“Dan saat ini masih ada 325 siswa (SMPN Galang) yang mau ditamatkan kelas dua dan tiga. Sesudah ditamatkan itulah kita akan proses hibahnya, kita anggap itu sudah tak diperlukan itulah kesepakatan dengan pihak Al Washliyah yang mereka langgar,” sambungnya.