ILUSTRASI/Serangan Israel ke Gaza/DOK UNICEFJAKARTA — Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mendesak agar akses kemanusiaan ke Jalur Gaza segera dibuka, menyusul menumpuknya bantuan makanan dan logistik yang belum dapat disalurkan akibat blokade Israel.Dalam pernyataan melalui platform X pada Sabtu (20/7), UNRWA menyatakan memiliki pasokan makanan yang cukup untuk seluruh penduduk Gaza selama tiga bulan. Bantuan tersebut kini tertahan di gudang penyimpanan, termasuk di Al Arish, Mesir, dan belum mendapatkan izin untuk masuk ke wilayah Gaza.“UNRWA memiliki cukup makanan bagi seluruh populasi Gaza selama tiga bulan yang menumpuk di gudang penyimpanan — termasuk di Al Arish, Mesir — dan menunggu diizinkan masuk,” tulis badan tersebut.Meskipun telah siap dengan logistik dan sistem distribusi, akses masuk bagi UNRWA hingga kini masih diblokir. Dalam pernyataan tegasnya, UNRWA menyerukan agar gerbang dibuka dan pengepungan segera diakhiri.“Buka gerbangnya, akhiri pengepungan, izinkan UNRWA melakukan tugasnya dan menolong mereka yang membutuhkan, termasuk di antaranya satu juta anak-anak,” tegas pernyataan itu.Sejak Israel memberlakukan blokade penuh terhadap Jalur Gaza pada 2 Maret 2025, lebih dari dua juta penduduk Palestina terisolasi dari akses bantuan penting seperti makanan, obat-obatan, dan perlengkapan darurat lainnya. Data menunjukkan bahwa hampir 59.000 warga Palestina — mayoritas perempuan dan anak-anak — telah menjadi korban tewas akibat agresi militer yang berlangsung.Meski sempat membuka jalur bantuan secara terbatas pada akhir Mei di bawah tekanan internasional, Israel belum memberikan izin operasional kepada UNRWA untuk mendistribusikan bantuan tersebut. Sebaliknya, pemerintah Israel menunjuk Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) sebagai operator utama penyaluran bantuan — lembaga yang sebelumnya menuai kontroversi akibat sejumlah insiden fatal di lokasi distribusinya.Sejumlah laporan menyebutkan bahwa ratusan warga Gaza meninggal dunia saat mengantre atau mencoba mendapatkan bantuan dari pusat distribusi yang dikelola GHF.UNRWA menyatakan komitmennya untuk terus menyalurkan bantuan secara adil dan aman, namun menekankan bahwa hal itu hanya bisa dilakukan apabila akses kemanusiaan sepenuhnya dibuka.