Waspada dampak bediding. (Unsplash/Jose de la Cruz)YOGYAKARTA - Seiring dengan penurunan suhu udara yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir, masyarakat Banyuwangi diminta lebih waspada. Cuaca dingin ekstrem ini tidak hanya membuat kita merasa kedinginan menggigil, tetapi juga berpotensi mengundang beragam masalah kesehatan. Bagaimana cara kita untuk waspada dampak bediding? Simak ulasannya di sini.Seperti yang diketahui, fenomena bediding sedang menyelimuti wilayah Jawa Timur, termasuk Banyuwangi. Kondisi ini membuat malam dan pagi hari terasa jauh lebih dingin dari hari sebelum-sebelumnya. Dengan suhu terendahnya mencapai 14 derajat Celcius, di sejumlah kecamatan di Bumi Blambangan yang akan terasa hingga bulan Agustus 2025, beriringan dengan puncak musim kering.Waspada Dampak BedidingPelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, Amir Hidayat mengungkapkan, banyak risiko penyakit yang timbul di masa bediding. Seperti yang diketahui, suhu udara dingin dapat menjadi pemicu beberapa risiko penyakit mulai dari yang ringan hingga berat jika suhu menjadi ekstrem.Dampak ringan dari suhu dingin yang paling umum adalah Influenza atau flu dan pilek. Disebutkan, suhu dingin mampu memperlambat kinerja salah satu bagian organ pernapasan bernama Silia yang terdapat pada hidung."Lambatnya kinerja Silia menyebabkan mudah masuk virus melalui pernafasan, karena tugas Silia sendiri adalah menyaring kotoran, virus dan bakteri masuk dalam sistem pernapasan," jelasnya."Kulit kering dan bibir pecah juga perlu diperhatikan, karena suhu dingin dapat menarik kelembaban kulit," imbuh Amir.Selain itu, risiko lain yang dapat dialami saat suhu udara tinggi yaitu nyeri otot dan sendi. Nyeri otot dan sendi tersebut dapat terjadi karena suhu dingin menjadikan otot menegang."Nyeri otot dan sendi ini termasuk risiko sedang. Itu sangat tidak nyaman untuk tubuh," kata Amir.Risiko tinggi yang paling tinggi karena suhu dingin yaitu Hipotermia. Penyakit ini dapat terjadi jika suhu udara dingin berlangsung terlalu lama, sehingga suhu tubuh menjadi turun."Hipotermia adalah suatu kondisi di mana suhu tubuh turun di bawah normal, yakni suhu tubuh kurang dari 35 derajat celcius," papar Amir.Sedangkan tanda Hipotermia sendiri, antara lain menggigil, fokus konsentrasi yang berkurang, koordinasi tubuh hilang, dan kematian.Suhu dingin juga mampu memicu serangan jantung. Hal tersebut dapat terjadi karena suhu dingin menjadikan tekanan darah sehingga memaksa jantung bekerja lebih keras dari biasanya untuk merespons suhu dingin.Tips Menghadapi Fenomena BedidingUntuk menangani dan mengurangi dampak daripada suhu dingin selama musim Bediding berlangsung, Dinkes memberikan beberapa tips yang dapat dilakukan, antara lain:Minum air putih yang cukup dan hangat. Hal ini penting dilakukan agar tetap terhidrasi dengan baik meskipun suhu udara terasa dingin. Mengonsumsi air putih cukup membantu menyeimbangkan cairan dalam tubuh.Mengonsumsi makanan bergizi. Salah satunya pola makan sehat dan bergizi yang dapat membantu menambah imunitas tubuh terhadap perubahan suhu ekstrem.Dianjurkan mengenakan pakaian hangat. Pakaian yang mampu menjaga suhu, khususnya saat beraktivitas di luar rumah pada malam dan pagi hari. Terlebih pakaian yang tahan angin dan air.Istirahat yang cukup. Waktu tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh.Beri kulit dan bibir dengan pelembab agar tidak kering.Bagi pengidap komorbid disarankan agar lebih memperhatikan dan menjaga kesehatan dengan menghindari dan menerapkan tips-tips yang ada.Demikianlah ulasan mengenai waspada dampak bediding. Semoga informasi ini bermanfaat! Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.