Ilustrasi ibu menyusui (Pexels/RDNE Stock Project)JAKARTA - Setelah melahirkan, seorang ibu pada umumnya akan menyusui atau memberikam air susu ibu (ASI) pada bayinya. Dalam proses menyusui, banyak tantangan yang dihadapi, salah satunya ASI yang terhambat.ASI yang terhambat tersebut bisa disebabkan oleh kelelahan, kecemasan, hingga stres. Oleh karena itu, menurut Konsultan Laktasi di Cloudnine Group of Hospitals, Dr. Vidhi Mehta, kesehatan mental ibu menyusui yang baik sangatlah penting.“Kesehatan mental seorang ibu bisa membentuk perjalanan menyusuinya, baik ke arah positif maupun sebaliknya,” kata Dokter Vidhi, dikutip dari Hindustian Time, pada Jumat, 12 September 2025.Stres yang dialami ibu menyusui bisa terjadi karena perubahan hidup setelah melahirkan. Begadang setiap malam, proses pemulihan tubuh yang belum selesai, perubahan hormon yang drastis, hingga tekanan sosial.“Wajar bila dalam beberapa minggu pertama seorang ibu merasa rendah, mudah menangis atau cemas,” tuturnya.Jika stres tersebut berlangsung lama dan tidak diatasi, maka ASI bisa terhambat dan mengganggu asupan sang bayi. ASI sebenarnya diproduksi secara alami oleh tubuh, dan supaya keluar dengan lancar dibutuhkan peran hormon oksitosin.Hormon oksitosin bisa dilepaskan saat ibu merasa tenang, aman, dan didukung oleh lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, penting bagi ibu menyusui untuk menjaga ketenangan pikiran dan emosionalnya.“Ini bukan berarti ASI hilang, tetapi tubuh lebih sulit untuk mengeluarkannya. Oleh karena itu saya selalu mengingatkan para ibu bahwa pikiran butuh perawatan sama pentingnya dengan tubuh,” tambahnya.Tak hanya dari diri sendiri, dukungan emosional juga harus diberikan oleh orang-orang terdekat ibu menyusui. Seperti pasangan yang membantu dalam mengurus bayi, hingga sekadar menjadi pendengar yang baik tanpa menghakimi.“Kadang ucapan seperti ‘Anda sudah melakukan yang terbaik’ atau ‘saya ada di sini untuk Anda’, itu bisa meringankan beban seorang ibu secara luar biasa,” pungkas Dokter Vidhi.