Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi. (Foto: Mery Handayani/VOI)JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Perwagandhi buka suara soal rencana pergabungan atau merger maskapai Pelita Air dan Garuda Indonesia. Dia bilang, rencana merger ini sepenuhnya menjadi keputusan holding yang menaungi maskapai tersebut. “Kita serahkan kepada (manajemen), kalau Pelita kan kita serahkan kepada holdingnya ya, Pertamina, bagaimana melihat peluang untuk melakukan merger,” katanya di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 15 September. Meski begitu, Dudy menekankan bahwa merger maskapai ini harus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang baik. Mengingat, kondisi Garuda Indonesia juga saat ini kurang sehat. “Yang penting bahwa merger itu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik,” ucapnya. Di sisi lain, Dudy juga berharap rencana merger ini nantinya tidak berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan. “Kita harapkan sih enggak, Pelita kan sehat ya, diharapkan juga bisa membantu Garuda,” tuturnya. Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir buka suara terkait rencana penggabungan maskapai Pelita Air ke PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Dia bilang kajian terkait rencana tersebut ada di Danantara Indonesia. Lebih lanjut, Erick bilang pihaknya dalam hal ini Kementerian BUMN hanya memberikan persertujuan. “Kami dari Kementerian BUMN ikutin nanti policy (kebijakan) yang akan dilakukan Danantara. Kalau kami kan cuma approval (persetujuan) di ujungnya saja. Jadi proses kajian itu ada di Danantara,” ujar Erick ditemui di DPR RI, Jakarta, Senin, 15 September. Meski begitu, Erick mengatakan Kementerian BUMN prinsipnya mendukung langkah yang akan diambil Danantara. Namun, Erick menekankan, seluruh proses analisis hingga benchmarking, sepenuhnya ada di Danantara. “Kita prinsipnya mendukung apa yang akan dilakukan Danantara, tapi prosesnya ujungnya di kami. Tapi yang penting, proses daripada kajian, benchmarking semuanya kan bukan di kami lagi,” katanya. Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengungkapkan bahwa pihaknya berencana melepas beberapa anak usaha untuk fokus pada bisnis minyak dan gas (migas) serta energi baru dan terbarukan. Simon bilang salah satu yang akan dilepas adalah Pelita Air. Nantinya, maskapai tersebut akan digabungkan dengan Garuda Indonesia. “Sebagai contoh, untuk airline, kami sedang melakukan penjajakan awal untuk penggabungan dengan Garuda Indonesia,” kata Simon dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, Kamis, 11 September.