Najib Razak yang pernah menjabat sebagai PM Malaysia era 2009-2018. (Wikimedia Commons)JAKARTA - Janji politik kerap jadi andalan kaum politisi merebut hati rakyat. Retorika perlawanan terhadap korupsi dan menyejahterakan rakyat jadi yang utama. Narasi yang sama pernah dilontarkan oleh Najib Razak. PM Malaysia era 2009-2018 itu tak ingin rakyat Malaysia merana.Jauh panggang dari api. Tiada jaminan seorang pejabat negara takkan menyakiti hati rakyat. Najib justru meremehkan rakyat Malaysia yang ikut demonstrasi. Kondisi itu memunculkan api perlawanan di mana-mana. Suatu hal yang jadi pemicu Najib lengser dan masuk penjara.Urusan janji politik, politisi jagonya. Mereka kerap melantunkan janji politik surga. Janji-janji baik itulah yang membuat suatu figur bisa mendapatkan kesempatan meraih jabatan politik lebih tinggi. Potret itu hadir dalam karier politik Najib Razak.Pria kelahiran Kuala Lipis, 23 Juli 1953 itu kerap berjanji menyejahterakan rakyat Malaysia. Ia ingin pula memberantas korupsi di Negeri Jiran. Kondisi itu membuat popularitas Najib meningkat. Ia mampu mencicipi kursi menteri hingga Wakil PM Malaysia.Belakangan Najib jadi kandidat kuat pemimpin Malaysia di masa depan dan berhasil. Najib jadi PM Malaysia sedari 2009. Ia bak berada di atas angin. Apalagi, Najib terpilih kembali sebagai PM pada Pemilu 2013.Rakyat Malaysia pun punya harapan Najib dapat menaikkan hajat hidup rakyat Negeri Jiran. Jauh panggang dari api. Keinginan rakyat Malaysia justru tak berbalas. Keluarga Najib justru terus memamerkan kemewahan hidup.Aksi menuntut Najib Razak mundur dari jabatan PM Malaysia. (Wikimedia Commons)Kondisi itu diperlihatkan dengan gaya hidup hedon istrinya, Rosmah Mansor. Istrinya diketahui gemar mengoleksi tas dan jam mahal. Potret hedon itu kemudian jadi sorotan serius karena Najib diduga melakukan praktek korupsi.Rakyat Malaysia mencurigai Najib dana kampanye melimpah Najib dalam Pemilu 2013 lalu. Najib dicurigai menerima kiriman uang dalam jumlah besar ke rekening pribadi. Pengiriman itu berlangsung beberapa kali antara Maret hingga April 2013.Total transaksi pun mencapai angka 680 juta dolar AS. Aparat penegak hukum Malaysia coba menelusuri. Hasilnya Najib diduga menilep uang dari Dana Investasi Negara, 1MDB. Najib ogah mengakuinya. Segala macam pejabat yang ingin mempertanyakan dan mengkritik coba disingkirkan.“Muhyiddin Yassin ikut mengkritik atasannya. Namun, bukannya menerima klarifikasi, ia malah diganti dengan Menteri Dalam Negeri, Zahid Hamidi--loyalis Najib. Jaksa Agung Abdul Gani Patail, yang menginvestigasi skandal ini, juga digusur.""Nur Jazlan Mohammad, yang sebelumnya Ketua Komite Rekening Publik (PAC) untuk menyelidiki kasus ini, digeser menjadi Wakil Menteri Dalam Negeri. Dua surat kabar finansial, The Edge Weekly dan The Edge Financial Daily, dilarang terbit selama tiga bulan terhitung sejak 27 Juli. Total penyelewengan 1MDB diperkirakan 11,23 miliar dolar AS atau sekitar Rp 148 triliun,” tertulis dalam laporan majalah Tempo berjudul Krisis Legitimasi PM Najib (2015).Remehkan RakyatKecaman kepada Najib terus berdatangan sedari 2015. Mereka menuntut Najib untuk segera mundur dari jabatannya. Kondisi itu memunculkan gerakan besar turunkan Najib di media sosial: Gerakan Bersih 4.0. Mereka pun mulai turun ke jalan menyuarakan keinginan supaya pemerintahan Najib berakhir.Aksi turun ke jalan kian menjamur. Peserta aksinya bertambah banyak. Banyak di antara peserta aksi mulai plesetkan nama lembaga pendanaan Malaysia, 1MDB. Mereka plesetkan jadi Satu Malaysia Dalam Bahaya.Respons aksi besar-besaran yang dilakukan rakyat Malaysia tak sesuai harapan. Najib bak tak menganggap aksi sebagai ancaman. Apalagi, Najib tak pernah percaya demonstrasi bisa mengubah banyak hal. Ia seraya meremehkan aksi itu dengan menegaskan hanya 20 ribu orang saja yang demonstrasi.Najib berpandangan jumlah rakyat Malaysia totalnya mencapai 34 juta jiwa. Artinya kelompok yang menuntutnya mundur, termasuk mantan PM Malaysia, Mahathir Mohamad diyakini bukan ancaman. Najib pun beranggapan ia sendiri bisa menurunkan ratusan ribu rakyat untuk aksi tandingan.Rasa jemawa itu membuat rakyat Malaysia kian marah. Gelora teriakan meminta Najib mundur muncul terus berlangsung. Puncaknya, Najib kalah Pemilu dan lengser dari jabatan PM Malaysia pada 2018. Bak jatuh terimpa tangga. Najib juga divonis bersalah karena korupsi dengan hukuman 12 tahun penjara pada 2020."Mungkin hanya ada 20 ribu orang yang berunjuk rasa. Saya lansir dari beberapa media, tapi saya yakin dari 20 ribu itu tidak puas. Sisa dari populasi Malaysia masih bersama dengan pemerintah,” ujar Najib sebagaimana dikutip laman CNN Indonesia, 30 Agustus 2015.