Wuling Air ev bekas yang dijual di WTC Mangga Dua. Foto: Fitra Andrianto/kumparanPasar mobil listrik bekas kini mulai menunjukkan pergerakan positif. Hal ini dirasakan langsung oleh Peter, penggawa Lapak Mobil di Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua, Jakarta Utara.“Sekarang sudah mulai ngambil mobil listrik kalau ada yang jual saya ambil karena paling laku,” ujar Peter saat ditemui kumparan di WTC Mangga Dua, Senin (8/9/2025).Menurutnya, mobil listrik bekas saat ini cukup cepat terjual. Namun unit bekasnya masih terbatas karena masih sedikit yang jual“Saya di showroom biasanya pegang mobil listrik enggak nyampe 2 minggu laku, sudah laku. Cuma margin-nya kita tipis banget soalnya mobil listrik China banyak model baru, kadang lebih murah juga,” jelasnya.Penggawa Lapak Mobil di WTC Mangga Dua, Peter. Foto: Fitra Andrianto/kumparanMeski cepat laku, margin keuntungan yang didapat jauh lebih kecil dibandingkan mobil bermesin bensin. Namun tak sedikit konsumen yang mulai menanyakan mobil listrik bekas kepada Peter.“Enggak masuk akal lah margin-nya. Iya, nggak sebesar dapet untungnya kayak jual mobil bensin. Bisa hoki-hokian, tapi kan terlalu mepet model baru. Karena kita nggak mungkin jual harga baru, dan harga pasti turun terus,” sambungnya.Model Mobil Listrik Bekas yang Banyak DicariTest Drive mobil listrik BYD Seal 2025 di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika. Foto: Fitra Andrianto/kumparanPeter menambahkan, tren mobil listrik bekas masih tinggi karena sedang dalam masa hype. Ia bilang banyak konsumen yang penasaran dan ingin beralih ke mobil listrik dengan mencari mobil listrik tahun muda dan kilometer rendah agar kualitas baterainya masih dalam kondisi baik.Beberapa model yang pernah ia jual antara lain Chery Omoda, Wuling Air EV, Wuling Binguo, BYD Seal, dan Hyundai IONIQ 5.“Pernah pegang Omoda, pernah pegang Air EV, Binguo laku. Seal juga laku lumayan cepat, IONIQ 5 juga laku cuma ya itu tadi ambil untungnya sedikit saja,” kata Peter.Untuk BYD Seal, Peter menyebut unit tahun 2024 sempat dilepas di kisaran Rp 480 juta sampai Rp 490 juta dengan kondisi mobil terawat dan kilometer di bawah 20 ribu km.Hyundai IONIQ 5 yang dipamerkan di GIIAS 2024. Foto: Fitra Andrianto/kumparanSementara itu, Hyundai IONIQ 5 tahun 2023 dilepas di harga sekitar Rp 450 juta. Untuk harga di bawah Rp 200 juta banyak konsumen yang memilih Wuling Air EV.“Yang Wuling Air EV tuh sudah di bawah Rp 200 juta. Air EV sekarang pasarannya Rp 160-170, nggak nyampe lebih dari Rp 170 jualannya,” kata Peter.Sedangkan Chery Omoda sempat Ia jual Rp 360 juta sebelum harga barunya turun. “Kalau sekarang juga paling cuma Rp 310-320 mungkin jualannya karena kemarin sempat ada revisi harga,” tambahnya.Mobil listrik Chery Omoda E5 di GIIAS 2024. Foto: dok. Chery Sales IndonesiaLebih lanjut, Peter mengakui, meski penjualan mobil listrik bekas kini lebih mudah dibanding sebelumnya, tantangan terbesar tetap ada pada fluktuasi harga.“Ya beberapa waktu lalu mungkin sempet sulit jual mobil listrik, tapi sekarang satu atau dua konsumen sudah ada yang cari bekasnya jadi sudah mulai lebih gampang kita jual. Balik lagi mungkin ke harga yang terjangkau kalau mobil listrik bekas,” ungkapnya.Menurutnya, bila salah perhitungan, potensi kerugian sangat besar karena harga mobil baru bisa lebih murah dari harga beli di pedagang. Terlebih saat ini pabrikan mobil listrik jenama China terus ekspansi menawarkan mobil listrik dengan teknologi canggih dan harga yang terjangkau.Wuling Air ev bekas yang dijual di WTC Mangga Dua. Foto: Fitra Andrianto/kumparan“Kalau pas lagi kita pegang dan dia ada turun harga atau ada model baru, kalau salah perhitungan dan kita nunda menjual enggak turun harga jadinya lama. Karena nungguin harga, terus harga sudah nggak naik-naik lagi pasarannya malah turun terus,” jelas Peter.Alhasil, strategi yang bisa diterapkan saat ini hanyalah perputaran cepat. Tujuannya agar tetap bisa membeli dan menjual mobil listrik bekas.“Karena kalau salah perhitungan bisa saja kita harus jual harga modal atau bahkan rugi karena harga baru lebih murah, jadi kita nggak dapat untung. Jadi sekarang untungnya tipis, asal muternya cepet aja kalau mobil listrik,” tutupnya.