Deputi Kementerian Haji & Umrah: Ibadah Haji Murni Pelayanan, Bukan Cari Untung

Wait 5 sec.

Deputi Pengawasan, Pemantauan, dan Evaluasi Kementerian Haji dan Umrah, Dr. H. Harun Al Rasyid. Foto: Dok. IstimewaDeputi Pengawasan, Pemantauan, dan Evaluasi Kementerian Haji dan Umrah, Harun Al Rasyid, menekankan pentingnya peningkatan kualitas layanan terhadap jemaah haji. Menurutnya, ibadah haji bukan momen untuk mencari keuntungan, tetapi murni pelayanan."Ibadah haji adalah murni pelayanan, bukan mencari keuntungan. Mari kita buang jauh-jauh pikiran untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok," kata Harun dalam diskusi yang digelar Lembaga Advokasi Konsumen Muslim Indonesia (LAKMI), Rabu (10/9).Harun menegaskan, memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah haji merupakan prioritas utama yang tidak dapat ditawar. Ia menekankan bahwa setiap jemaah berhak mendapatkan pengalaman beribadah yang nyaman dan bermakna, jauh dari segala bentuk kesulitan yang seharusnya dapat diantisipasi.Ia juga mengingatkan seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan haji untuk menempatkan kepentingan jemaah di atas segalanya.Pentingnya Perbaikan Layanan: Terobosan dan InovasiDalam kesempatan yang sama, Harun mendorong semua pemangku kepentingan untuk melakukan terobosan dan inovasi dalam sistem pelayanan. Menurutnya, cara-cara lama harus dievaluasi dan diganti dengan pendekatan yang lebih modern dan efisien untuk memenuhi kebutuhan jemaah yang terus berkembang.Ia juga menekankan pentingnya perbaikan menyeluruh pada titik-titik kritis yang teridentifikasi selama penyelenggaraan haji sebelumnya. Evaluasi mendalam harus dilakukan untuk mencegah terulangnya kesalahan yang sama yang dapat mengganggu kenyamanan jemaah.Selain itu, aspek komunikasi menjadi perhatian khusus. Ia menekankan perlunya membangun komunikasi yang efektif dan pemahaman mendalam terhadap kebijakan serta kondisi yang diterapkan Pemerintah Arab Saudi. Menurutnya, berdasarkan pengalaman masa lalu, menunjukkan miskomunikasi sering menjadi penyebab masalah teknis di lapangan.Persiapan Teknis Lebih AwalHarun secara khusus menekankan pentingnya persiapan teknis yang matang dan jauh lebih awal, terutama untuk akomodasi, transportasi, catering, serta fasilitas selama di Masyair. Ia memperingatkan bahwa penundaan dalam mempersiapkan hal-hal krusial tersebut berisiko mengganggu kualitas layanan secara keseluruhan.Untuk itu, proses pemesanan penginapan, penyediaan logistik, dan penataan layanan transportasi harus segera dimulai sedini mungkin guna mencegah keterlambatan yang dapat berimbas pada menurunnya kualitas pelayanan kepada jemaah.