Keistimewaan Ikhlas dalam Akulturasi Psikologis

Wait 5 sec.

Ilustrasi sabar. Foto: brizmaker/ShutterstockKeyakinan itu panah, sementara sabar dan ikhlas adalah perisai atas ketidakberdayaanmu. Frasa ini dipilih sebagai prolog dalam tulisan saya untuk memahami makna mendalam serta bagaimana metode Ikhlas itu sendiri dalam perspektif psikologi.Sebelum masuk dalam pembahasan, kiranya saya perlu terlebih dahulu menjelaskan filosofi dari frasa yang saya tulis dalam prolog pada tulisan di awal. Makna filosofi frasa dalam prolog di atas, yaitu sikap optimisme dan kepasrahan seorang hamba kepada Tuhan-nya.Dalam tulisan ini, topik yang saya akan ulas yaitu soal ikhlas yang merupakan salah satu kata yang ada dalam kalimat frasa pada prolog di atas. Topik ikhlas saya pilih karena dalam pandangan saya, kata ikhlas ini sangat memiliki keistimewaan. Selain memiliki keistimewaan, kata ikhlas menurut pandangan saya juga memiliki akulturasi makna spiritual. Sehingga kata ikhlas sangat menarik untuk dipahami tidak hanya sebatas dalam konteks bahasa namun juga aspek psikologisnya.Pengertian IkhlasMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata Ikhlas diartikan sebagai: hati yang bersih (kejujuran); tulus hati (ketulusan hati) dan kerelaan. Dalam beberapa literatur bahasa, dan bahkan pendapat dari sejumlah ahli, kata ikhlas memiliki beragam makna atau definisi.Dalam bahasa Arab kata ikhlas memiliki arti “sungguh-sungguh” atau “dengan tulus”. Dalam konteks agama Islam, ikhlas sering kali diartikan sebagai keikhlasan hati dalam beribadah kepada Allah SWT tanpa mengharap pujian atau penghargaan dari manusia.Saking istimewannya, kata ikhlas juga termuat dalam Al. Quran Surat Saba Ayat 46: Di mana, Allah SWT meminta manusia untuk selalu berusaha Ikhlas.Katakanlah, “Aku hendak memperingatkan kepadamu satu hal saja, yaitu agar kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian agar kamu pikirkan (tentang Muhammad). Kawanmu itu tidak gila sedikit pun. Dia tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras.” (QS 34:46).Pengertian kata ikhlas juga diutarakan para ahli, salah satunya seperti Hamka (1983: 95). Ia berpendapat, bahwa ikhlas memiliki makna bersih dan tidak ada campuran.ibarat emas, ikhlas adalah emas yang tulen, tidak ada campuran perak sedikit pun. Ikhlas dalam Perspektif PsikologiKata ikhlas bagi saya sangat menarik untuk disingkap. Tak hanya sebatas dalam konteks makna atau definisi, namun juga dari aspek psikologi manusia yang hampir sebagian besar dalam kehidupannya mengelola akal dan pikirannya. Karenanya, Ikhlas menurut saya memiliki peran penting dalam aspek psikologi, khususnya dalam pengendalian emosi. Secara umum, emosi dalam psikologi dipahami sebagai pola reaksi kompleks yang melibatkan pengalaman, perilaku dan fisiologis, yang digunakan untuk menangani masalah atau peristiwa penting yang dialami individu.Memahami ikhlas tidak hanya sebatas dalam konteks bahasa serta definisi semata. Namun kata ikhlas menurut saya memiliki eksotisme dalam membangun ruang spiritual melalui metode akulturasi psikologi. Ikhlas dalam akulturasi psikologi bisa membentuk karakter personal yang fleksibel dan kuat secara mental dalam menjalani kehidupan. Ikhlas bukan hanya sebatas definisi yang telah banyak diurakan di atas.Keistimewaan ikhlas tidak hanya manifestasi spiritual, ikhlas juga merupakan konsep sosial implementasi kerukunan atau ukuwah islamiyah. Karena sebagaimana pendapat psikolog, Irma Gustiana, ikhlas dari kacamata psikologi memiliki dua perspektif, yaitu hubungan dengan Tuhan (transendensi) dan hubungan dengan diri sendiri (personal). Filosofi IkhlasDalam perspektif pandangan filosofi saya, ikhlas merupakan bahasa Tuhan mengisyaratkan bahwa manusia sungguh tak memiliki daya dan upaya, segala hal yang telah terjadi, baik itu yang diharapkan atau tidak diharapkan merupakan suatu langkah dari kehendak Tuhan sebagai sang pencipta. Selain itu, setiap kehidupan pasti dihadapkan pada situasi sulit. baik musibah maupun permasalahan. Sehingga sebagai hamba yang tak memiliki daya dan upaya, maka harus menerimanya dengan keadaan yang ikhlas.Begitu juga filosofi ikhlas dalam konsep psikologi yang bersifat pada emosi dan mental, sehingga butuh untuk dikendalikan dengan cara berkesadaran. Filosofi ikhlas dalam pandangan pendakwah kondang Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym, menyebut filosofi ikhlas bak jantung dan matahari, karena mereka selalu memberi manfaat tanpa menampakkan diri dan tidak mengharap kembali. Memahami filosofi dan konsep ikhlas juga bisa ditemukan dalam konteks kehidupan sosial masyarakat. Bahkan, konsep ikhlas dalam Islam sesungguhnya sudah dicontohkan dalam sejarah Nabi Ibrahim AS, yang kini dikenal dengan ibadah qurban setiap tahunya pada hari Raya Idul Adha.Tidak hanya itu, ikhlas juga dikenal dalam filosofi jawa, yaitu “Nrimo Ing Pandum”, dengan arti keikhlasan, ketulusan, kebesaran hari dengan menerima segala kenyataan yang telah terjadi dalam setiap kehidupan.