AS Ancam Lanjutkan Larangan TikTok Jika China Tidak Hentikan Tuntutan Tarif dan Teknologi

Wait 5 sec.

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent (foto; x @SecScottBessent)JAKARTA – Amerika Serikat akan melanjutkan rencana pelarangan aplikasi video pendek TikTok jika China tidak menghentikan tuntutannya untuk mengurangi tarif dan pembatasan teknologi sebagai bagian dari kesepakatan divestasi. Hal ini dikatakan  seorang pejabat senior AS yang mengetahui jalannya negosiasi pada  Senin, 15 September.Delegasi AS dan China sedang membahas divestasi TikTok dari pemiliknya asal China, Bytedance, dalam rangkaian pembicaraan yang lebih luas mengenai tarif dan kebijakan ekonomi yang berlangsung di Madrid. TikTok terancam ditutup di AS mulai 17 September jika tidak beralih ke kepemilikan AS.Pejabat AS yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa delegasi China datang ke pembicaraan di Madrid dengan pemahaman yang salah tentang posisi AS mengenai TikTok. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dan Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, menyatakan bahwa China menginginkan konsesi dalam perdagangan dan teknologi sebagai imbalan untuk menyetujui divestasi aplikasi media sosial populer tersebut."Delegasi China datang dengan permintaan yang sangat agresif," kata Bessent. "Kami akan melihat apakah kami bisa mencapai kesepakatan saat ini. Kami tidak bersedia mengorbankan keamanan nasional demi sebuah aplikasi media sosial."Negosiasi antara AS dan China yang berlangsung di Palacio de Santa Cruz milik Kementerian Luar Negeri Spanyol ini merupakan putaran keempat dalam empat bulan untuk mengatasi ketegangan hubungan dagang dan tenggat divestasi TikTok. Pembicaraan ini berlangsung di tengah tekanan Washington terhadap sekutunya untuk mengenakan tarif pada impor dari China terkait pembelian minyak Rusia oleh China.Juru bicara Kementerian Perdagangan China menyebut tindakan AS sebagai "tindakan intimidasi sepihak dan pemaksaan ekonomi" yang melanggar konsensus yang dicapai oleh kepala negara AS dan China dalam panggilan telepon mereka, serta dapat berdampak serius pada perdagangan global dan stabilitas rantai pasok.Kemajuan pada Detail TeknisBessent mengatakan kedua belah pihak telah membuat kemajuan baik pada detail teknis, namun mencapai kesepakatan pada isu lain akan menjadi tantangan. Perpanjangan tenggat divestasi TikTok akan sangat bergantung pada hasil pembicaraan pada hari Senin."Dari perspektif China, mereka memandang kesepakatan TikTok sebagai bagian dari berbagai masalah, baik itu tarif atau tindakan lain yang telah diambil selama bertahun-tahun," kata Greer.Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, mengatakan China tidak memiliki informasi baru terkait TikTok. "Mengenai TikTok, China telah berulang kali menyatakan posisinya," ujarnya dalam konferensi pers di Beijing.Menambah ketegangan, regulator pasar China pada hari Senin menyatakan bahwa investigasi awal terhadap Nvidia menemukan bahwa raksasa chip AS tersebut telah melanggar undang-undang anti-monopoli China. Langkah ini dipandang sebagai balasan terhadap pembatasan AS terhadap sektor chip China.Delegasi yang dipimpin oleh Bessent dan Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng, telah bertemu di kota-kota Eropa sejak Mei untuk menyelesaikan perbedaan yang memicu Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif pada impor China, yang memicu tindakan balasan dari China, termasuk tarif tinggi pada barang AS dan penghentian ekspor bahan baku langka ke AS.Namun, pemerintahan Trump menghadapi kemungkinan putusan Mahkamah Agung AS yang dapat membatalkan tarif terhadap barang China yang diberlakukan tahun ini, yang berpotensi melemahkan posisi tawar Trump atas Beijing. Putusan ini diperkirakan akan keluar pada awal 2026.Ekspektasi RendahPara ahli memiliki ekspektasi rendah terhadap terobosan signifikan di Madrid. William Reinsch, penasihat perdagangan senior di Center for Strategic and International Studies, mengatakan bahwa tidak akan ada hasil substansial kecuali ada pertemuan langsung antara Trump dan Presiden China, Xi Jinping."Menyiapkan pertemuan itu adalah tujuan utama dari pembicaraan ini," kata Reinsch. Trump berulang kali menyatakan minatnya untuk bertemu dengan Xi, namun Reinsch mengatakan China tidak akan menyetujui pertemuan tersebut sampai mereka mengetahui hasilnya dan terus mendorong pelonggaran kontrol ekspor AS terhadap chip dan barang teknologi tinggi lainnya.Bessent menambahkan bahwa meskipun kesepakatan divestasi TikTok tidak tercapai, hubungan di tingkat tertinggi tetap baik. "Kami sangat menghormati semua mitra kami," ujarnya.