Bagaimana proses pembentukan bumi (freepik)YOGYAKARTA - Siapa yang mengira, bumi yang kita pijak ini memiliki sejarah panjang miliaran tahun. Bisa layak huni seperti sekarang ini, bagaimana proses pembentukan bumi?Ilmu pengetahuan modern mengungkap tahap demi tahap terbentuknya Bumi, mulai dari debu kosmik di tata surya muda hingga menjadi planet yang mendukung kehidupan seperti sekarang.Bagaimana Proses Pembentukan Bumi?Dilansir dari laman University of Chicago, sejarah bumi dimulai sekitar 4,6 miliar tahun lalu yang dimulai dari awan debu dan gas berbentuk cakram yang berputar mengelilingi Matahari muda.Awan debu terbentuk dari sisa material setelah Matahari lahir dan di dalam cakram tersebut, partikel gas dan debu dengan ukuran berbeda mengorbit pada kecepatan yang tak sama, sehingga sering saling bertabrakan dan menempel. Butiran debu perlahan tumbuh menjadi bongkahan, lalu menjadi benda langit besar bernama planetesimal dengan ukuran mulai dari beberapa hingga ratusan kilometer.Karena ukurannya lebih besar, planetesimal punya gravitasi cukup kuat untuk menarik benda-benda sejenis di dekatnya. Tabrakan demi tabrakan membuat beberapa planetesimal tumbuh hingga ribuan kilometer, atau seukuran Bulan atau Mars.Lantas, bagaimana para ilmuwan tahu semua ini?Kuncinya ada pada meteorit. Benda langit ini membawa material dari berbagai penjuru tata surya, termasuk potongan asteroid dan planetesimal yang tersisa dari proses pembentukan planet.Baca juga artikel ilmu pengetahuan lainnya yang membahas Fenomena Aphelion 2025: Benarkah Bikin Bumi Lebih Dingin? Cek Faktanya!Selain itu, unsur radioaktif seperti uranium yang terperangkap di dalam mineral membantu ilmuwan menghitung usianya. Dari pengukuran dan simulasi tabrakan ini, terungkap bahwa proses dari debu menjadi protoplanet butuh puluhan juta tahun.Perlu Anda ketahui, tahap akhir pembentukan planet bahkan bisa memakan waktu hingga 100 juta tahun, hal ini termasuk peristiwa besar yang membentuk Bulan.Nah, setelah proses tumbukan pembentuk Bulan, Bumi masa itu sama sekali berbeda dengan yang kita kenal sekarang. Tidak ada samudra biru dan permukaannya tertutup lautan magma sedalam ratusan kilometer. Air hanya ada dalam bentuk uap di atmosfer.Matahari muda saat itu juga jauh lebih ekstrim karena memancarkan radiasi UV yang bisa menguapkan atmosfer. Baru setelah lautan magma mendingin dan permukaan padat terbentuk, atmosfer Bumi diisi ulang oleh letusan gunung api serta pasokan air dan gas dari komet maupun meteorit.Sampai di sini, proses Inilah yang disebut sebagai awal terbentuknya lempeng tektonik atau lapisan kerak raksasa yang bergerak perlahan di permukaan Bumi.Lempeng tektonik memproduksi batuan baru di daerah vulkanik dan mengembalikan batuan lama ke interior Bumi lewat proses subduksi. Proses ini mengangkut kembali batuan, air, dan karbon dioksida untuk kemudian memicu letusan gunung api di masa depan dan menjaga siklus tektonik tetap berjalan.Banyak ilmuwan percaya, tektonik lempeng adalah kunci bagi planet untuk memunculkan kehidupan. Pasalnya, siklus ini mengatur kadar karbon dioksida di atmosfer, sehingga suhu Bumi tetap stabil selama miliaran tahun dan nyaman bagi mikroba, ikan, hingga manusia.Namun, soal pertanyaan apakah suatu planet punya tektonik lempeng atau tidak, ternyata bukan hanya soal punya permukaan padat. Campuran material dari asteroid, planetesimal, dan protoplanet yang membentuk Bumi juga ikut menentukan perilaku bagian dalam planet ini dalam jangka waktu yang sangat panjang.Selain pembahasan mengenai bagaimana proses pembentukan bumi, ikuti artikel-artikel menarik lainnya di VOI dan jangan lupa follow semua akun sosial medianya!