IHSG Diproyeksi Menguat, Sentimen Pergantian Menkeu Mulai Mereda

Wait 5 sec.

Karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. Foto: ANTARA FOTO/Reno EsnirIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi menguat pada perdagangan Kamis (11/9). IHSG ditutup menguat di level 7699.01 atau naik 0,92 persen pada perdagangan Rabu (10/9).Analis MNC Sekuritas melihat pada label hitam dan merah, IHSG masih akan melanjutkan koreksinya untuk membentuk bagian dari wave [c] dari wave 2 atau wave [c] dari wave 4, di mana IHSG akan mengarah ke 7.233-7.390.“Namun demikian, masih terdapat peluang IHSG menguat ke area 7.740-7.777 sekaligus menguji area resistance terdekatnya,” tulis analis MNC Sekuritas dalam risetnya Kamis (11/9).Analis MNC Sekuritas kemudian merekomendasikan saham BREN, DEWA, TPIA, PANI untuk diperhatikan sepanjang perdagangan Kamis (11/9).Analis Phintraco Sekuritas melihat secara teknikal, saat ini indikator MACD masih menunjukkan pelebaran negative slope, sementara indikator Stochastic RSI berada di area oversold, namun belum menunjukkan reversal.“Sehingga IHSG diperkirakan akan bergerak pada kisaran level 7.600-7.800,” tulis analis Phintraco Sekuritas dalam risetnya Kamis (11/9).Dari sisi fundamental, IHSG ditutup rebound setelah selama tiga hari berturut-turut mengalami koreksi. Perbaikan kinerja saham juga terjadi pada saham-saham perbankan yang sebelumnya terpantau terkoreksi dalam dua hari terakhir.Analis Phintraco Sekuritas melihat hal ini sebagai bentuk meredanya kekhawatiran investor dari dampak digantinya Menteri Keuangan (Menkeu) dan adanya bargain hunting pada saham-saham yang sudah mengalami penurunan signifikan, menjadi pendorong penguatan IHSG.Mayoritas indeks bursa Asia ditutup menguat imbas ekspektasi penurunan suku bunga The Fed dan mencermati data inflasi China yang mencatatkan defisit 0,4 persen yoy pada Agustus 2025 dari 0 persen yoy pada Juli 2025.“Ini merupakan deflasi yang kelima kalinya pada tahun ini, yang disinyalir mengindikasikan lemahnya permintaan masyarakat akibat ketidakpastian ekonomi yang menyebabkan masyarakat enggan melakukan konsumsi,” jelas riset tersebut.Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia pada Agustus 2025 turun ke level 117,2 dari 118,1 pada Juli 2025 dan merupakan level terendah sejak September 2022. Penyebabnya adalah lima dari enam sub-indeks mengalami penurunan, dengan penurunan terbesar pada ketersediaan lapangan kerja secara keseluruhan.Kemudian investor akan mencermati data penjualan ritel pada Juli 2025 yang diperkirakan tumbuh 1,5 persen yoy dari 1,3 persen yoy (11/9).Selain itu, investor juga menantikan data Consumer Price Index (CPI) dari AS (11/9), yang diperkirakan naik menjadi 0,3 persen month to month (mtm) pada Agustus 2025 dari 0,2 persen mtm lada Juli 2025. Dengan demikian secara yoy diperkirakan menjadi 2,9 persen yoy dari 2,7 persen yoy, kemudian untuk core CPI diperkirakan stabil di level 0,3 persen mtm dan 3,1 persen yoy.Dari Euro Area, investor akan mencermati hasil pertemuan ECB yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya tetap pada level 2,15 persen.Analis Phintraco Sekuritas kemudian merekomendasikan saham AMRT, UNVR, BBYB, ARTO dan AKRA untuk diperhatikan sepanjang perdagangan Kamis (11/9).***Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.