Pawai Rang Solok Baralek Gadang 2025 Jadi Ajang Mengenalkan Budaya Daerah ke Generasi Muda

Wait 5 sec.

Wali Kota (Wako) Solok Ramadhani Kirana Putra (tengah) saat menghadiri Kharisma Event Nusantara (KEN) Rang Solok Baralek Gadang 2025. (ANTARA)JAKARTA - Pelestarian budaya lokal kini menjadi salah satu cara penting untuk menjaga identitas masyarakat di tengah arus modernisasi.Festival budaya hadir bukan sekadar hiburan, tetapi juga sebagai ruang untuk merayakan warisan tradisi, memperkenalkannya ke generasi muda, sekaligus mempromosikan potensi wisata daerah.Salah satunya terlihat dalam rangkaian kegiatan Rang Solok Baralek Gadang (RSBG) yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Solok, Sumatera Barat, pada 11 hingga 13 September 2025. Acara ini menghadirkan pawai budaya yang menyuguhkan berbagai atraksi seni dan tradisi khas Minangkabau.Wali Kota Solok Ramadhani Kirana Putra di Solok, Jumat mengatakan pertunjukan pawai budaya yang menghadirkan beragam atraksi budaya tersebut berhasil memukau para pengunjung RSBG dan sebagai upaya mengenalkan kebudayaan daerah.Dengan beragam atraksi budaya, instalasi seni, hingga festival kuliner khas Minangkabau, RSBG 2025 menghadirkan pengalaman yang sayang untuk dilewatkan."Pertunjukan pawai budaya ini sebagai salah satu ajang untuk perayaan dan pengenalan budaya Kota Solok ke pengunjung," ujar dia.Tidak hanya menjadi tontonan, pergelaran ini juga mengajak masyarakat dari berbagai daerah untuk datang, menyaksikan langsung kemeriahan, sekaligus menikmati pesona alam serta keramahan budaya Kota Solok.Festival yang sudah masuk ke dalam daftar Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata ini menyatukan kekayaan budaya, atraksi wisata, dan hiburan modern dalam satu panggung besar.Ajang tahunan tersebut digelar di dua titik utama, yakni Hamparan Sawah Solok dan Taman Syech Kukut, dengan berbagai agenda yang dirancang untuk memberikan pengalaman terbaik bagi pengunjung.Rangkaian acaranya menampilkan seni tradisi, parade pakaian adat, hingga penampilan komunitas yang merefleksikan kekayaan budaya Minangkabau. Di kawasan hamparan sawah, pengunjung juga bisa menikmati instalasi seni jerami padi, tari massal, hingga Festival Silek Tuo, seni bela diri khas yang sarat nilai filosofi.“Instalasi jerami ini menjadi simbol kreativitas anak-anak kita sekaligus mengingatkan pentingnya pertanian sebagai bagian dari identitas Kota Solok,” ujarnya.Suasana makin semarak dengan lomba baju adat Solok, tradisi Bakaua Turun Ka Sawah, serta permainan anak nagari yang menghidupkan kembali kearifan lokal di tengah kehidupan modern.Melalui Rang Solok Baralek Gadang, Pemkot Solok berupaya memadukan visi pelestarian adat, ketahanan pangan, dan pengembangan wisata. Semua itu diarahkan untuk membawa manfaat ekonomi sekaligus menjaga akar budaya masyarakat.