Menlu Israel Gideon Sa'ar. (Wikimedia Commons/DedaSasha)JAKARTA - Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa'ar menyesalkan pengumuman rencana Kepala Uni Eropa Ursula von der Leyen menjatuhkan sanksi kepada menteri Israel dan menangguhkan sebagian perjanjian asosiasi.Menlu Sa'ar mengatakan pernyataan tersebut memperkuat Hamas dan mengabaikan upaya Israel untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza."Komentar Presiden Komisi Eropa pagi ini sangat disesalkan," tulis Menlu Sa’ar di media sosial X, melansir The Times of Israel 10 September."Sekali lagi, Eropa menyampaikan pesan yang salah yang memperkuat Hamas dan poros radikal di Timur Tengah," tandasnya.Von der Leyen pernah mengatakan, "Kelaparan buatan manusia tidak akan pernah bisa menjadi senjata perang," merujuk pada tuduhan kelaparan yang meluas di Jalur Gaza akibat penolakan Israel untuk memastikan distribusi bantuan sebagai bagian dari strategi perangnya.Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. (Wikimedia Commons/European People's Party)Menlu Sa’ar membantah pernyataan tersebut, menulis beberapa pernyataannya (von der Leyen) "juga tercemar karena menggaungkan propaganda palsu Hamas dan mitranya.""Presiden sangat menyadari upaya Israel" untuk membantu situasi kemanusiaan di Gaza," lanjutnya, seraya menulis kemajuan tersebut "terbukti di lapangan, termasuk penurunan harga kebutuhan pokok yang drastis di Gaza."Diberitakan sebelumnya, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada Hari Rabu mengatakan, pihaknya akan mengusulkan sanksi terhadap menteri-menteri Israel yang ekstremis dan penangguhan langkah-langkah terkait perdagangan dalam perjanjian Uni Eropa dengan Israel.Proposal tersebut, yang diumumkan oleh von der Leyen dalam pidatonya di Parlemen Eropa di Strasbourg, mencerminkan meningkatnya kritik Uni Eropa terhadap perilaku Israel dalam perang di Gaza, serta meningkatnya tekanan pada badan eksekutif blok tersebut untuk mengambil tindakan."Apa yang terjadi di Gaza telah mengguncang hati nurani dunia," kata von der Leyen dalam pidato resminya, pidato tahunan yang menetapkan prioritasnya untuk tahun mendatang, melansir Reuters.Proposal tersebut membutuhkan dukungan luas atau bulat dari negara-negara anggota Uni Eropa, yang kemungkinan akan sulit dicapai karena blok tersebut sangat terpecah belah terkait Timur Tengah. Namun, von der Leyen menegaskan proposal tersebut juga dimaksudkan sebagai sinyal politik.Ia mengakui adanya perpecahan di Eropa terkait Gaza, tetapi berjanji Komisi akan melakukan apa pun yang dapat dilakukannya sendiri."Kami akan mengusulkan sanksi kepada para menteri ekstremis dan para pemukim yang melakukan kekerasan. Dan kami juga akan mengusulkan penangguhan sebagian Perjanjian Asosiasi terkait masalah-masalah terkait perdagangan," jelasnya.Tank Israel di Jalur Gaza. (Sumber: IDF)Kendati demikian, von der Leyen tidak menyebutkan nama menteri atau menguraikan "tindakan terkait perdagangan" mana yang akan diusulkan Komisi untuk ditangguhkan.Uni Eropa adalah mitra dagang terbesar Israel, dengan perdagangan barang antara keduanya mencapai 42,6 miliar euro tahun lalu, menurut Uni Eropa.Menurut dokumen opsi Bulan Juli yang disusun oleh layanan diplomatik Uni Eropa, penangguhan seluruh bab perdagangan dalam Perjanjian Asosiasi yang mengatur hubungan dengan Israel akan mencabut preferensi perdagangan untuk produk-produk Israel yang masuk ke Uni Eropa.Penangguhan ini membutuhkan suara mayoritas yang memenuhi syarat di antara pemerintah-pemerintah Uni Eropa - dukungan dari 15 dari 27 anggota Uni Eropa yang mewakili 65 persen populasi Uni Eropa.Anggota Uni Eropa, termasuk Irlandia, Spanyol, Denmark, Swedia, dan Belanda, telah menyerukan penangguhan pakta perdagangan bebas Uni Eropa dengan Israel. Namun, negara-negara lain seperti Jerman, Hongaria, dan Republik Ceko menentang langkah-langkah tersebut.Sementara, sanksi Uni Eropa terhadap individu membutuhkan dukungan bulat dari negara-negara anggota. Hongaria telah memblokir proposal yang ada untuk memberikan sanksi kepada para pemukim yang melakukan kekerasan."Saya sadar akan sulit untuk menemukan suara mayoritas. Dan saya tahu bahwa tindakan apa pun akan terlalu berat bagi satu pihak, dan terlalu kecil bagi yang lain. Namun, kita semua harus bertanggung jawab," kata von der Leyen.Komisi akan menangguhkan dukungan bilateralnya untuk Israel, tanpa memengaruhi kerja sama dengan masyarakat sipil Israel dan Yad Vashem, pusat peringatan Holocaust utama Israel. Ia tidak memberikan detail mengenai besarnya dana yang akan terdampak.