Lonjakan Wisman-Transportasi Gerakkan Roda Perekonomian RI

Wait 5 sec.

Sejumlah wisatawan mancanegara turun dari kapal cepat setibanya di Pelabuhan Banjar Nyuh Nusa Penida, Klungkung, Bali, Selasa (22/10/2024). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTOSektor pariwisata dan transportasi menjadi motor penggerak penting bagi perekonomian Indonesia sepanjang semester pertama 2025. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Juni 2025 mencapai 1,42 juta kunjungan, naik 8,42 persen dibanding Mei dan melonjak 18,20 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).Secara kumulatif, sepanjang Januari-Juni 2025, total kunjungan wisman mencapai 7,05 juta kunjungan, tumbuh 9,44 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.Berdasarkan data Perkembangan Pariwisata Juni 2025 yang dirilis BPS, pergerakan wisman sempat melambat pada awal tahun, dari 1,16 juta kunjungan pada Januari turun menjadi 1,02 juta pada Februari dan 984,77 ribu pada Maret.Pemulihan mulai terjadi sejak April 2025 dengan 1,16 juta kunjungan, lalu naik menjadi 1,31 juta pada Mei, dan memuncak pada bulan Juni.Ekonom dari CORE Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, menilai lonjakan kunjungan wisatawan mancanegara memberi kontribusi nyata bagi perekonomian. Menurutnya, setiap kedatangan wisatawan asing bakal menambah pasokan devisa karena mereka menukar mata uang asing ke rupiah selama berada di Indonesia."Karena kan ketika wisatawan asing masuk, itu akan menukar duit ke rupiah dan itu akan menambah devisa,” ujar Rendy ketika dihubungi kumparan, Jumat (12/9).Malaysia Jadi Penyumbang TerbesarWisman dari Malaysia menjadi penyumbang kunjungan terbesar dengan 236,42 ribu atau 16,70 persen dari total, disusul Singapura 183,75 ribu, Australia 154,22 ribu, dan Tiongkok 113,52 ribu.Adapun, rata-rata lama tinggal wisman pada Juni mencapai 9,59 malam, dengan Rusia mencatat lama tinggal terpanjang 26,14 malam dan Timor Leste terpendek 2,79 malam.Warga negara asing berjalan saat tiba di Terminal 3, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (8/11/2022). Foto: Muhammad Adimaja/Antara FotoOleh sebab itu, Rendy mengatakan, aktivitas wisman juga bisa memberi efek berganda bagi pelaku usaha akomodasi, kuliner, hingga sektor hiburan di berbagai daerah tujuan."Dan kalau kita kaitkan misalnya dengan kondisi saat ini, di mana saat ini kan pemerintah terutama itu tengah membatasi kunjungan akun rapat-rapat di hotel misalnya. Itu kan (kunjungan wisman) sebenarnya juga bisa menutupi, meskipun memang secara proporsi tidak sama, tetapi setidaknya itu bisa memberikan sedikit keuntungan bagi pelaku usaha di perhotelan," jelasnya.Berdasarkan jenis pintu masuk, jumlah kunjungan wisman pada Juni 2025 yang melalui pintu masuk utama sebanyak 1,25 juta kunjungan dan pintu masuk perbatasan sebanyak 167,47 ribu kunjungan.Jumlah kunjungan yang melalui pintu masuk utama didominasi oleh wisman dengan moda angkutan udara yang berkontribusi sebesar 78,41 persen, sedangkan wisman dengan moda angkutan laut dan darat masing-masing hanya sebesar 18,44 persen dan 3,15 persen.Secara terperinci, kunjungan melalui udara yang sebesar 78,41 persen atau jika dikonversi ke dalam satuan jumlah mencapai 978,93 ribu kunjungan, naik 19,14 persen dibandingkan dengan Juni 2024 (yoy), dan mengalami peningkatan 4,02 persen dibandingkan dengan Mei 2025 (mtm).Moda laut menyumbang 230,28 ribu kunjungan, naik sebesar 29,29 persen dibandingkan dengan Juni 2024 (yoy), dan naik 25,42 persen dibandingkan dengan Mei 2025 (mtm). Sisanya melalui darat sebanyak 39,29 ribu kunjungan, mengalami peningkatan 48,57 persen dibandingkan dengan Juni 2024, dan naik 10,61 persen dibandingkan dengan Mei 2025.Pintu masuk utama terbanyak adalah Bandara Ngurah Rai Bali dengan 637,74 ribu kunjungan, diikuti Soekarno-Hatta 236,01 ribu, Juanda 34,09 ribu, Kualanamu 25,18 ribu, dan Yogyakarta 10,42 ribu.Untuk moda laut, Pelabuhan Batam dan Tanjung Uban di Provinsi Kepulauan Riau tercatat menjadi pintu masuk utama moda angkutan laut dengan kunjungan wisman terbanyak. Keduanya berkontribusi 86,11 persen atau mencapai 198,30 ribu kunjungan.Sedangkan untuk darat, pintu masuk Atambua (Nusa Tenggara Timur), Lintas Batas Jayapura (Papua), dan Aruk (Kalimantan Barat) tercatat sebagai pintu masuk utama moda angkutan darat dengan kunjungan wisman terbanyak. Ketiganya berkontribusi 83,51 persen atau mencapai 32,81 ribu kunjungan.Tingkat Penghunian Hotel Capai 38 PersenJika dilihat dari kacamata keterisian hotel di tiap daerah, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel di RI pada Juni 2025 mencapai 38,45 persen. Angka ini naik 1,39 poin dibandingkan bulan sebelumnya, tetapi turun 4,45 poin dibandingkan bulan Juni 2024.TPK hotel dibedakan menjadi TPK hotel bintang dan TPK hotel nonbintang. TPK hotel bintang pada Juni 2025 mencapai 49,98 persen. Secara spasial, TPK hotel bintang tertinggi tercatat di Provinsi Bali, yaitu sebesar 64,66 persen, diikuti oleh DI Yogyakarta dan DKI Jakarta, masing-masing sebesar 53,86 persen dan 52,35 persen.Ilustrasi meeting di hotel. Foto: Matej Kastelic/ShutterstockSementara itu, TPK hotel bintang terendah tercatat di Provinsi Papua Pegunungan sebesar 13,21 persen, Aceh sebesar 24,46 persen, dan Kepulauan Bangka Belitung sebesar 25,51 persen.TPK hotel bintang pada Juni 2025 mengalami penurunan sebesar 4,71 poin dibandingkan Juni 2024. Provinsi Papua Pegunungan, Kalimantan Timur, dan Kepulauan Riau mencatat penurunan TPK hotel bintang terdalam, masing-masing turun sebesar 22,20 poin, 18,51 poin, dan 14,77 poin.Sementara itu, provinsi Sumatera Barat, Papua Tengah, dan DKI Jakarta mengalami peningkatan TPK tertinggi (yoy), masing-masing naik sebesar 2,52 poin, 1,20 poin, dan 0,81 poinSecara kumulatif Januari hingga Juni 2025, TPK hotel bintang mencapai 45,72 persen, turun 3,54 poin dibandingkan TPK pada periode yang sama tahun 2024. Penurunan terbesar tercatat di Provinsi Aceh, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Timur masing-masing turun sebesar 15,36 poin, 11,69 poin, dan 11,06 poin.Di sisi lain, kenaikan tertinggi terjadi di Provinsi DKI Jakarta, Nusa Tenggara Barat, dan Sumatera Barat masing-masing naik sebesar 0,98 poin, 0,75 poin, dan 0,39 poin.Berbeda dengan hotel bintang, TPK hotel nonbintang pada Juni 2025 mencapai 26,14 persen. Provinsi Bali mencatat TPK hotel nonbintang tertinggi pada Juni 2025 yang mencapai 46,10 persen, diikuti oleh DKI Jakarta sebesar 40,87 persen dan Nusa Tenggara Barat sebesar 33,43 persen. TPK terendah tercatat di Provinsi Papua Pegunungan yang hanya mencapai 9,94 persen.Pada Juni 2025, TPK hotel nonbintang di Indonesia mengalami penurunan sebesar 1,51 poin dibandingkan dengan Juni 2024. Penurunan terdalam tercatat di Provinsi Papua Pegunungan sebesar 22,46 poin, diikuti oleh Papua Barat Daya dan Papua Tengah masing-masing turun sebesar 11,65 poin dan 8,57 poin. Kenaikan tertinggi terjadi di Nusa Tenggara Barat, Sumatera Selatan, dan Banten, masing-masing naik 3,04 poin, 2,77 poin, dan 2,76 poin.Meski demikian, Rendy menyebut kontribusi pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional masih di bawah 10 persen sehingga dampaknya belum cukup besar untuk mengkompensasi perlambatan sektor-sektor utama.Dia juga mengingatkan soal potensi risiko over tourism di daerah-daerah tertentu seperti Bali. Ia mendorong pemerintah melakukan pemerataan destinasi agar manfaat ekonomi lebih tersebar.Di sisi lain, perlunya pengembangan infrastruktur pendukung dan sumber daya manusia di destinasi baru agar masyarakat sekitar dapat merasakan manfaat langsung dari kunjungan wisatawan.“Hal-hal seperti meratakan kunjungan wisatawan ke tidak hanya satu tempat juga menjadi agenda lain pemerintah,” katanya.Geliat Aktivitas Transportasi NasionalPemudik mulai padati Terminal 3 Domestik Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng, Rabu (3/4) Foto: Rini Friastuti/kumparanDalam mendukung roda perekonomian, aktivitas transportasi nasional pada Juni 2025 juga menunjukkan penguatan. Penumpang angkutan udara domestik mencapai 5,0 juta orang, naik 10,25 persen dibanding Mei, meski secara kumulatif Januari-Juni 2025 masih turun 5,48 persen menjadi 28,8 juta penumpang.Bandara Hasanuddin-Makassar mencatat lonjakan terbesar 18,61 persen menjadi 246,6 ribu penumpang, diikuti Kualanamu-Medan yang naik 11,43 persen menjadi 189,1 ribu penumpang. Soekarno-Hatta tetap menjadi yang tersibuk dengan 1,33 juta penumpang atau 26,55 persen dari total domestik.Untuk penumpang internasional, jumlahnya mencapai 1,66 juta orang pada Juni 2025, turun 5,87 persen dibanding Mei. Namun, secara kumulatif Januari-Juni 2025 jumlah penumpang internasional mencapai 9,74 juta orang, naik 9,11 persen secara tahunan.Bandara Ngurah Rai mencatat 682,9 ribu penumpang atau 41,24 persen dari total, disusul Soekarno-Hatta 681,6 ribu atau sebesar 41,16 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi di Bandara Kualanamu-Medan dengan kenaikan 4,52 persen, disusul Ngurah Rai 2,25 persen.Angkutan laut juga mengalami kenaikan signifikan. Jumlah penumpang laut dalam negeri pada Juni 2025 tercatat 2,75 juta orang atau naik 9,38 persen dibanding bulan sebelumnya. Selama semester pertama 2025, jumlah penumpang kapal mencapai 15,5 juta orang atau tumbuh 20,71 persen dibanding tahun sebelumnya.Dari sisi muatan, barang yang diangkut melalui laut mencapai 242,1 juta ton, melonjak 22,40 persen secara tahunan.Angkutan sungai, danau, dan penyeberangan pada Juni 2025 tercatat 4,8 juta orang atau naik 25,35 persen dibanding bulan sebelumnya. Peningkatan jumlah penumpang terjadi di seluruh pelabuhan utama yang diamati, yaitu pelabuhan Merak, Bakauheni, Ketapang, Gilimanuk, dan Pototano masing-masing naik sebesar 31,36 persen, 40,20 persen, 24,83 persen, 23,40 persen, dan 21,61 persen.Selama Januari-Juni 2025, jumlah penumpang angkutan sungai, danau, dan penyeberangan mencapai 27,0 juta orang atau naik 22,44 persen dibanding periode yang sama tahun 2024. Peningkatan jumlah penumpang terjadi di seluruh pelabuhan utama yang diamati, yaitu Pelabuhan Bakauheni sebesar 46,49 persen, Ketapang sebesar 44,46 persen, Merak sebesar 33,54 persen, Gilimanuk sebesar 33,19 persen, dan Pototano sebesar 0,44 persen.Matra transportasi darat pun turut mencatat pertumbuhan. Penumpang kereta api pada Juni 2025 mencapai 45,6 juta orang atau naik 1,17 persen dibanding Mei. Sepanjang Januari-Juni 2025 jumlah penumpang kereta mencapai 261,8 juta orang atau naik 9,27 persen dibanding tahun sebelumnya.Layanan LRT mencatat kenaikan paling tinggi sebesar 40,59 persen, diikuti kereta bandara 18,47 persen, dan kereta cepat Whoosh 10,04 persen. Angkutan barang via kereta juga naik 0,66 persen menjadi 35,4 juta ton.Presiden Prabowo Subianto bertolak menuju Provinsi Jawa Barat dalam rangka kunjungan kerja menggunakan whoosh pada Rabu (6/8/2025). Foto: Dok. Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat PresidenKunjungan Wisman Harus Diimbangi dengan Pengawasan KetatSenada, Direktur Eksekutif INDEF, Esther Sri Astuti, menilai peningkatan jumlah wisatawan harus diimbangi dengan pengawasan di pintu masuk agar manfaatnya benar-benar positif bagi perekonomian lokal.“Kalau kunjungan wisatawan itu benar-benar turis, itu akan berdampak positif, karena kan berarti mereka berbelanja di Indonesia, membawa devisa. Tapi kalau mereka berusaha di Indonesia secara ilegal, itu yang perlu diwaspadai,” ujar Esther.Esther menekankan pentingnya pengawasan sejak kedatangan wisatawan di pintu masuk. Kata dia, pemerintah perlu memastikan dokumen perjalanan seperti tiket pulang dan bukti pemesanan hotel diverifikasi dengan ketat.Ia menilai sistem deteksi berbasis teknologi perlu diperkuat agar pergerakan wisatawan dapat dipantau secara real time dan mencegah potensi pelanggaran izin tinggal."Harus dicermati di pintu gerbang pertama. Misalnya tiket pulang harus ditunjukkan, hotelnya diverifikasi. Jadi by system harus terdeteksi," lanjut Esther.