Total Investasi KEK Gresik dan Kendal Tembus Rp190,9 Triliun

Wait 5 sec.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso. (Foto: Mery Handayani/VOI)JAKARTA - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik dan Kendal memiliki progres investasi terbesar di Indonesia. Tercatat, total nilai investasi pada kedua KEK tersebut menembus angka Rp190,97 triliun. Saat ini, terdapat 25 KEK yang sudah beroperasi tersebar dari Aceh hingga Papua. Rinciannya, sebanyak 7 KEK ada di Pulau Jawa dan 18 lainnya tersebar di luar Jawa. Dari jumlah tersebut, 13 KEK di antaranya bergerak di sektor industri dan 12 KEK lainnya di sektor jasa. “KEK terbesar yaitu KEK Gresik dan KEK Kendal, karena investasinya di masing-masing KAEK ini sudah lebih dari Rp90 triliun dan ke depan, baik dari sisi investasi, tenaga kerja maupun ekspornya akan menjadi andalan kita semuanya,” ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam konferensi pers, di Jakarta, Selasa, 9 September. Susi sapaan akrabnya mengatakan, akumulasi investasi KEK Gresik sampai semester I-2025 sudah mencapai Rp100,85 triliun. Sementara penyerapan tenaga kerjanya mencapai 41.022 orang dengan melibatkan 32 industri. Dimana investasi terbesar berasal dari smelter tembaga serta industri hilir dan kaca. Sepanjang Januari hingga Juni 2025, KEK Gresik sudah mendapat investasi Rp11,2 triliun dari target Rp24,4 triliun sepanjang 2025. Dari KEK ini, ekspor tercatat mencapai Rp8,2 triliun di semester I-2025. “Untuk KEK Gresik kemarin PT Freeport meresmikan pabrik smelter terbesar di dunia untuk single line smelter pengolahan tembaga ini juga menghasilkan tembaga yang sudah mulai diekspor dan juga digunakan untuk bahan baku industri di domestik,” kata Susi. Berdasarkan data Kemenko Perekonomian, pengembangan hilirisasi tembaga dan logam mulia KEK Gresik memiliki potensi ekspor senilai 4 miliar dolar AS dan substitusi impor 2,3 miliar AS. Selain itu, terdapat pengembangan ekosistem industri turunan smelter berupa pengolahan asam sulfat, slag, gypsum dan timbal. Termasuk, pengembangan investasi hilirisasi energi terbarukan melalui produksi solar glass. Sementara KEK Kendal, sambung Susi, investasi yang didapat secara akumulatif sampai dengan semester I-2025 mengapai Rp90,12 triliun, dan penyerapan tenaga kerja mencapai 66.614 orang dengan melibatkan 128 industri. Sedangkan, ekspor secara akumulatif sampai semester I-2025 mencapai Rp14,34 triliun. Sepanjang Januari sampai Juni 2025, investasi mencapai Rp5,12 triliun atau 61,2 persen dari target Rp8,36 triliun untuk tahun ini. Sedangkan ekspor sudah terealisasi adalah Rp5,29 triliun.Susi bilang, investor terbesar industri bahan baku baterai EV, PT BTR New Energy, anoda baterai litium kapasitas 160.000 ton per tahun.Lalu, PT LBM Energi Baru Indonesia kapasitas produksi LFP 120.000 ton per tahun.Kendal menjadi KEK dengan serapan tenaga kerja tertinggi di Indonesia.“Ke depan KEK Kendal akan menjadi produsen katoda dan anoda terbesar di dunia. Jadi ekspornya sudah mulai dilakukan di tahun kemarin, 2023 sudah ada beberapa ekspornya,” ucapnya.