Presiden Jokowi saat berkunjung ke Pondok Pesantren At-Taufiqy, di Desa Rowokembu, Pekalongan, Jateng pada 8 Januari 2017. (BPMI)JAKARTA – Memori hari ini, delapan tahun yang lalu, 8 Oktober 2017, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjanji kaji serius usulan kehadiran menteri khusus pondok pesantren. Kondisi itu karena Jokowi telah melihat sendiri perkembangan dunia santri yang pesat.Sebelumnya, eksistensi pesantren tak bisa dilepaskan dari sejarah panjang Indonesia. Pesantren jadi wadah penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia. Pesantren dianggap bagian dari perlawanan bangsa Indonesia kepada penjajahan dan kebodohan.Lembaga pendidikan keagamaan pesantren bukan barang baru. Eksistensi pesantren untuk mencerdaskan anak bangsa sudah hadir sejak lama. Pesantren jadi jalan penting supaya bangsa Indonesia lepas dari belenggu penjajahan dan kebodohan era Hindia Belanda.Pesantren tak hanya mengedepankan ilmu agama belaka. Pesantren juga jadi gerbang seseorang belajar ilmu lain macam sains. Kehadiran pesantren mampu menjawab terbatasnya kaum bumiputra yang bisa mengakses pendidikan. Apalagi, metode pendidikan yang dikembangkan membuat guru dan murid mondok di satu kompleks.Proses transfer ilmu, budaya, hingga norma kesopanan pun terjadi. Alhasil, lulusan pesantren tak hanya muncul sebagai figur yang paham agama saja. Mereka juga jadi figur yang punya integritas tinggi dan cerdas.Ambil contoh pada era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Jokowi banyak memilih menteri yang berasal dari lulusan pesantren. Ada Hanif Dhakhiri sebagai Menteri Ketenagakerjaan yang pernah mondok di pesantren daerah Solo.Ada juga Lukman Hakim Saifuddin sebagai Menteri Agama yang pernah mondok di Gontor. Kinerja santri yang diangkat Jokowi sebagai menteri cukup baik. Narasi itu membuat Jokowi menganggap penting peran santri dalam peta nasional.Jokowi pun tak menyia-nyiakan kesempatan berkunjung ke pesantren dan meminta santri untuk menjaga nilai kesantunan di masyarakat. Baginya, santri harus santun dan cerdas supaya jadi generasi penerus bangsa.“Marilah kita ajak semuanya untuk mengembangkan nilai-nilai kesantunan, nilai-nilai kesopanan, nilai-nilai budi pekerti yang baik yang saya lihat ada banyak sekali yang sudah diberikan kiai kepada para santri,” ungkap Jokowi kepada santri Pondok Pesantren At-Taufiqy, Pekalongan, Jawa Tengah sebagai dikutip laman Sekretariat Kabinet, 8 Januari 2017.Dukungan Jokowi kepada pesantren dan santrinya terus dilakukan. Jokowi terbuka dengan masukan supaya pesantren terus maju. Ia mau mendengarkan segala macam masukan terkait pengembangan lembaga keagamaan pesantren.Pondok Modern Gontor Kampus 2, Ponorogo. (ANTARA/Dok. Gontor) Istimewanya Jokowi pernah diusulkan untuk mengangkat seorang menteri khsuus pondok pesantren. Alih-alih menolak, Jokowi pun menanggapinya serius pada 8 Oktober 2017. Jokowi pun berjanji untuk mengkaji keinginan dari para kiai terkait adanya menteri khusus pondok pasantren.Jokowi merasa jumlah santri saat itu sudah mencapai 8 juta. Artinya, memang harus ada seseorang menteri yang mengurusi terkait pesantren. Jokowi sendiri sudah mengetahui kinerja besar dari lulusan pesantren. Sekalipun kemudian wacana itu tak pernah direalisasikan."Itu menjadi masukan bagi saya, dulu waktu saya putuskan Hari Santri, itu juga masukan dari kiai di pondok pesantren. Setelah itu baru kita putuskan. Saya dapat informasi jumlah santri di seluruh Indonesia ada sembilan juta. Sangat banyak jadi memang harus ada yang ngurusi atau memperhatikan mereka," ujar Jokowi sebagaimana dikutip laman tempo.co, 8 Oktober 2017.