Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (Foto: Dok. VOI)JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia buka suara atas kandungan etanol sebesar 3,5 persen dalam BBM murni (base fuel) milik Pertamina yang diimpor untuk SPBU swasta.Menurut Bahlil, sejatinya seluruh produk BBM yang didistribusikan ke SPBU milik Pertamina maupun swasta telah melewati serangkaian pengujian standar yang dilakukan oleh pemerintah melalui Lemigas."Dan kalau tidak lolos standar, pasti tidak akan didistribusikan. Dan semuanya sudah sesuai standar," ujar Bahlil yang dikutip Rabu, 8 Oktober.Ia menambahkan, kandungan etanol dalam BBM murni selama masih berada di bawah 20 persen, bukanlah masalah. Apalagi jika etanol tersebut merupakan etanol murni dengan kadar 99,95 persen."Dan yang dilakukan oleh Pertamina itu kemarin itu adalah sudah memenuhi standar," tegas Bahlil.Sebelumnya Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Achmad Muchtasyar mengungkapkan, jika Vivo batal membeli base fuel dari Pertamina meski sebelumnya telah sepakat membeli 40.000 barel dari Pertamina.Mantan Dijen Migas ini menjelaskan, alasan Vivo mundur dari kesepakatan ini adalah karena terdapat kandungan di basefuel yang dimiliki Pertamina yang tidak sesuai dengan spesifikasi milik Vivo yakni kandungan etanol."Isu yang disampaikan rekan-rekan SPBU ini adalah mengenai konten. Kontennya itu ada kandungan etanol," kata dia.Padahal, kata dia, kandungan etanol dalam basefuel tersebut masih masuk dalam ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintah.Dia merinci, basefuel yang telah didatangkan Pertamina ini memiliki kandungan etanol sebesar 3,5 persen.Meski kesepakatan tersebut batal, Achmad memastikan operaor SPBU swasta sepakat untuk memasok base fuel yang didatangkan dari kargo selanjutnya."Teman-teman SPBU swasta berkenan jika nanti pada kargo selanjutnya siap bernegosiasi kalau memang nanti kontennya ini aman bagi karakteristik spesifikasi produk yang masing-masing. Karena ini beda-beda merek, beda spesifikasi," tandas dia.