Ilustrasi minum kopi dengan minyak wijen. (Soranews)JAKARTA - Biasanya orang yang tidak suka kopi hitam akan menambahkan sedikit susu atau gula ke dalam cangkirnya. Namun, perusahaan Jepang Kadoya Seiyu membuat heboh dengan rekomendasi yang sangat tidak biasa. Kopi dicampur dengan minyak wijen kini tengah tren di Jepang. Sebotol minyak wijen Kadoya Seiyu sedang dituangkan ke dalam segelas es kopi.“Begini cara menikmati kopi pagimu. Tambahkan sedikit minyak wijen asli untuk membuat kopi susu lebih kaya dan lebih harum," tulis Kadoya Seiyu lewat unggahan di media sosialnya, dikutip dari laman Soranews24.Hal yang menarik, minyak wijen Kadoya Seiyu ini bukanlah varian khusus untuk minuman. Ini hanyalah minyak wijen biasa, sama seperti yang digunakan untuk menumis atau membuat tempura. Di Jepang sendiri, mencampurkan minyak wijen ke dalam minuman bukanlah kebiasaan. Hal itu terlihat jelas dari reaksi warganet yang kaget.“Hah???” tulis warganet.“Tolong. jangan buat aku membayangkannya," komentar warganet lainnya.“Ini April Mop, ya?” ungkap warganet lainnya.“Serius ini bukan lelucon?” kata warganet lainnya.“Aku nggak percaya ini enak… tapi penasaran, jadi tolong ada yang coba duluan!” timpal warganet lainnya.Komentar terakhir itulah yang menarik perhatian penulis Jepang, Tasuku Egawa, yang akhirnya memberanikan diri untuk mencoba campuran tak biasa ini.Kadoya Seiyu tidak menyebut merek kopi susu tertentu, jadi Tasuku memilih Yukijirushi (Snow Brand), salah satu kopi susu siap minum paling populer di Jepang. Ia menuangkan kopi seperti biasa lalu menambahkan sedikit minyak wijen Kadoya Seiyu, sesuatu yang jelas tidak biasa.Mulanya, Kadoya mengklaim minyak wijen membuat kopi lebih harum memang terasa benar. Aroma kuat langsung menyeruak dari cangkir. Namun bukan aroma kopi yang menonjol, melainkan aroma minyak wijen yang sangat dominan.Ini lebih cocok untuk dapur daripada untuk minuman pagi. Kini Tasuku punya minuman yang baunya seperti minyak goreng, bukan kopi.Saat mencicipinya, lagi-lagi klaim 'lebih kaya' juga benar. Namun 'kaya' di sini berasal dari lapisan minyak yang terasa di mulut. Tasuku bisa merasakan minyak wijen melapisi lidah hingga membuat bibirnya mengilap.Meskipun rasanya aneh dan agak mengganggu, Tasuku merasa ada sedikit potensi. Minyak membuat tekstur kopi jadi lebih kental dan rasa kopi bertahan lebih lama di lidah. Ia pun berpikir, mungkin ada cara untuk mempertahankan efek itu tanpa rasa dan aroma yang terlalu berminyak.Untuk eksperimen berikutnya, Tasuku mencoba kopi hitam tanpa susu dan gula, lalu menambahkan minyak wijen. Hasilnya, sangat buruk. Rasa kopi dan minyak benar-benar tidak menyatu. Teksturnya seperti air dengan butiran minyak mengambang. Rasanya tidak enak sama sekali.Ia kemudian mencoba Tully’s Coffee Caffè Latte yang lebih sedikit susu dan tanpa gula. Tapi lagi-lagi gagal, rasa kopi dan minyak tetap terpisah. Hal ini menghasilkan sensasi berminyak dan tidak menyenangkan.Percobaan ketiga menggunakan Mt. Rainier Caffè Latte yang lebih milky. Kali ini ada sedikit keberhasilan. Campurannya terasa lebih menyatu dan teksturnya lebih lembut. Meski belum bisa dibilang enak, setidaknya kopi, susu dan minyak wijen terasa lebih seimbang. Tasuku menyimpulkan kombinasi ini mungkin bisa diperbaiki dengan lebih banyak susu dan biji kopi yang lebih kuat.