Mazda Power Drive 2025 di Shangrila Hotel, Jakarta, Senin (6/10/2025). Foto: Fitra Andrianto/kumparanChief Operating Officer (COO) PT Eurokars Indonesia, Ricky Thio, melihat industri otomotif nasional pada tahun depan masih akan menantang. Menurutnya, kondisi pasar belum menunjukkan perubahan signifikan dalam waktu dekat.“Proyeksi tahun depan, otomotif tahun depan kalau menurut saya belum bisa dapat gambaran yang secara jelas ya. Sampai tahun ini mungkin market akan begini-begini aja,” ujar Ricky saat ditemui di Jakarta Pusat, Senin (6/10/2025).Ia menambahkan, pergerakan pasar di kuartal pertama (Q1) 2026 kemungkinan besar masih serupa dengan situasi saat ini. Namun, Ricky menilai adanya sentimen positif di kalangan pelaku industri bisa menjadi angin segar menjelang pertengahan tahun.“Feeling saya Q1 mungkin masih seperti kayak begini, Q1 ya. Tapi setelah itu karena melihat saya rasa ini ya sebenarnya sentimennya cukup baik belakangan ini. Kayaknya pergerakannya itu cukup positif gitu ya,” lanjutnya.Mazda Power Drive 2025 di Shangrila Hotel, Jakarta, Senin (6/10/2025). Foto: Fitra Andrianto/kumparanRicky tak menampik banyak faktor dari pemerintah yang memberi pengaruh terhadap bisnis otomotif. Meski begitu, ia menilai kondisi belakangan ini mulai kembali kondusif dan stabil.“Memang bahayanya kan sempat ada yang demonstrasi lah, itu pengaruh sih. Tapi belakangan setelah di reshuffle kayaknya kok cukup oke gitu. Sentimennya cukup positif gitu ya,” tuturnya.Sementara tahun 2025, Ricky memperkirakan total pasar otomotif nasional akan berada di kisaran 750-780 ribu unit. Mazda Power Drive 2025 di Shangrila Hotel, Jakarta, Senin (6/10/2025). Foto: Fitra Andrianto/kumparanKhusus untuk Mazda, Ricky menyebut target penjualan tahun ini berada di angka 3.500 unit, turun dari target awal yang menargetkan hingga 4.800 unit. Menurutnya, tren tersebut sejalan dengan perlambatan pasar secara keseluruhan.“Tahun ini kita paling landing di angka 3.500 which is lebih rendah dari tahun lalu. Saya rasa kan juga sama dengan market, pergerakan market,” katanya.Berdasarkan data Gaikindo periode Januari hingga Agustus Mazda membukukan wholesales sebanyak 1.994 dengan market share 0,4 persen. Sementara sementara secara retail mencapai 2.091 dengan market share 0,4 persen.Meski menyasar segmen premium, Mazda tetap merasakan dampak dari menurunnya daya beli masyarakat. Ricky menyebut bahwa seluruh lapisan konsumen kini lebih berhati-hati dalam menggunakan sumber daya mereka.Mazda Power Drive 2025 di Shangrila Hotel, Jakarta, Senin (6/10/2025). Foto: Fitra Andrianto/kumparan“Pasti (segmen premium juga terdampak). Premium lho, bukan luxury karena beda. Luxury mungkin dia lain cerita ya, tapi itu bukan none of my concern,” ujar Ricky.Ricky menilai, konsumen yang makin teredukasi cenderung lebih bijak dalam menyesuaikan gaya hidup dengan kondisi ekonomi saat ini. Karena itu, ia menyebut dampak perlambatan ekonomi tak hanya terasa di segmen bawah, tapi juga di kelompok menengah ke atas.“Makin educated orang kadang-kadang harus makin wise juga. Dengan situasinya, penggunaan resources dan yang lain-lain,” tuntasnya.