Cerita Warga Talaud Saat Ada Ancaman Tsunami Setelah Gempa Filipina

Wait 5 sec.

Ilustrasi peringatan TsunamiTALAUD - Peringatan Tsunami untuk wilayah Indonesia telah resmi dicabut pada Jumat 10 Oktober 2025 pukul 14.25 Wita, setelah sebelumnya peringatan tersebut dikeluarkan usai gempa 7,4 magnitudo terjadi di Filipina pukul 09.44 Wita.Sementara itu, menurut cerita warga Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara (Sulut), peringatan tsunami tersebut menjadi yang kedua kalinya terjadi di tahun 2025 dalam kurun waktu empat bulan terakhir. Sebelumnya, pada 30 Juli 2025, peringatan Tsunami juga dikeluarkan usai gempa di Rusia.Atika Liunsanda, warga di Kecamatan Beo, Kepulauan Talaud, mengaku tak semua orang di wilayahnya yang panik saat gempa dirasakan dan ada peringatan tsunami. Dia mengaku walaupun secara pribadi dia sempat panik dan memilih berlari ke luar rumah, tapi sebagian besar warga terlihat biasa saja dan beraktivitas layaknya sebelum gempa.“Sebetulnya (saya) merasa tidak terlalu panik, karena di daerah kami memang sering terjadi gempa. Tetapi tentu tetap waspada apalagi ada peringatan tsunami,” ungkap Atika.Atika sendiri yang merupakan seorang vikaris di salah satu gereja di Kecamatan Beo, mengaku walaupun melihat sebagian besar warga beraktivitas seperti biasa, tapi dia tetap memberikan imbauan untuk jemaatnya untuk tetap waspada dan mematuhi anjuran pemerintah.Sebelumnya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, seperti dikutip dari kumparanNEWS, sempat membagikan foto data dari sistem kegempaan BMKG.Total ada sejumlah wilayah yang terkena tsunami dengan ketinggian minor. Berikut daftarnya:Sangihe, Sulawesi Utara: 11 cmBeo, Talaud, Sulawesi Utara: 7 cmEssang, Talaud, Sulawesi Utara: 5 cmMelonguane, Sulawesi Utara: 3,5 cmMorotai, Maluku Utara: 5 cmAdapun peringatan tsunami di Filipina juga telah berakhir. Tsunami yang terpantau di sana sekitar 30 cm.