Bangun Infrastruktur Tak Cukup, Jakpro Targetkan Perubahan Mindset Warga 

Wait 5 sec.

Foto: Diah Ayu-VOIJAKARTA - BUMD PT Jakarta Propertindo (Jakpro) mencoba untuk tak lagi sekadar mengerjakan proyek infrastruktur fisik, tetapi juga menata ekosistem sosial yang menopang wacana Jakarta menuju kota global.Direktur Utama Jakpro Iwan Takwin menjelaskan peran perusahaannya kini mencakup dua sisi, yakni pelayanan publik dan penerapan prinsip korporasi. Kedua pendekatan itu, katanya, dijalankan untuk memastikan setiap proyek memiliki dampak luas bagi masyarakat."Jakpro butuh satu inisiatif-inisiatif dalam mendukung hal itu, bagaimana kemudian Jakpro bisa menangkap isu-isu global yang ada sekarang,” kata Iwan dalam diskusi di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat, 10 Oktober.Menurut Iwan, pembangunan yang dilakukan Jakpro bukan hanya menambah bangunan baru, tapi juga mengubah cara berpikir warga kota."Jadi dari sini teman-teman bisa melihat bahwa Jakpro kemudian tidak hanya membangun satu infrastruktur atau bangunan, tapi Jakpro membangun people-nya atau warga Jakartanya dalam hal aspek mindset-nya," jelasnya.Melalui pendekatan sosial ini, Iwan mengungkap Jakpro ingin membentuk kebiasaan baru warga yang lebih adaptif terhadap perkembangan kota modern.Iwan menilai, integrasi antara pembangunan fisik dan perubahan sosial menjadi kunci agar Jakarta mampu bersaing secara global. Karena itu, setiap proyek Jakpro dirancang dengan mempertimbangkan karakter sosial komunitas di sekitar kawasan."Kalau di Taman Ismail Marzuki, pola komunikasi dan interaksi harus kami treatment benar-benar bisa masuk ke mereka seniman, sehingga kami membangun satu mindset yang sama bahwa kawasan TIM ini adalah kawasan sinergi antara kami badan usaha dan pelaku seni-budaya," urai dia.Pendekatan yang sama diterapkan di Jakarta International Stadium (JIS), di mana Jakpro melihat komunitas pendukung Persija sebagai bagian penting dari ekosistem stadion. Hal itu, kata Iwan, membuat fasilitas publik tidak hanya hidup di atas kertas, tetapi benar-benar menjadi ruang sosial warga.Ia juga mencontohkan Jakarta International Velodrome (JIV), yang kini dikembangkan menjadi tempat kegiatan serbaguna."Akhirnya strategi yang dilakukan teman-teman pengelola di sana adalah bagaimana bisa melakukan kegiatan yang fungsi dari Velodrome menjadi multi-purpose event," jelasnya.Sementara itu, Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Pantas Nainggolan menyatakan dukungan terhadap percepatan transformasi Jakarta menuju kota global. DPRD, lanjutnya, akan menyiapkan payung hukum bagi Pemprov agar dapat melaksanakan lompatan-lompatan pembangunan yang dibutuhkan."DPRD harus siap memberikan dukungan berupa landasan-landasan hukum yang diperlukan agar pemerintah DKI Jakarta bisa melakukan lompatan-lompatan menuju kota global," ucap Pantas.Menurutnya, regulasi menjadi fondasi utama percepatan pembangunan infrastruktur, termasuk lewat Raperda Jaringan Utilitas yang baru diselesaikan DPRD. Ia menilai Jakpro memiliki posisi strategis dalam proses tersebut."Pembangunan kota global tidak cukup mengandalkan pemerintah dan BUMD, tapi perlu adanya keterlibatan swasta dalam proyek-proyek strategis," imbuh dia.