Di Balik Panggung Megah, Mariah Carey Berjuang Melawan Fibromyalgia

Wait 5 sec.

Mariah Carey (Foto: Instagram/@mariahcarey)JAKARTA - Di usianya yang kini menginjak 56 tahun, Mariah Carey kembali menunjukkan mengapa dirinya layak disebut salah satu diva terbesar sepanjang masa. Dalam konser bertajuk Mariah Carey: The Celebration of Mimi yang digelar di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat pada Sabtu, 4 Oktober 2025, sang penyanyi legendaris memukau ribuan penggemarnya dengan suara yang tetap kuat, bening, dan menyentuh hati.Setiap nada yang keluar dari bibirnya membawa nostalgia bagi para penggemar yang tumbuh bersama lagu-lagu ikoniknya. Tidak ada tanda-tanda bahwa waktu telah mengikis pesonanya. Suaranya tetap seindah dulu. Hal ini membuktikan bakat sejati memang tak lekang oleh usia.Namun di balik kemegahan panggung dan sorak sorai penonton, ada hal yang mencuri perhatian. Mariah terlihat lebih banyak berdiri di satu tempat dan jarang melakukan gerakan dinamis seperti biasanya.Menurut Melaney Ricardo, yang turut hadir dan membagikan pengalamannya di media sosial, kondisi itu bukan tanpa alasan.“Banyak yang penasaran bahwa Mimi dari awal penampilannya, kok gerakannya kayak pelan banget, kayak susah gerak. Kayak boro-boro dance, jalan aja harus dituntun," ujar Melaney melalui video singkatnya di media sosial."I did my research, Mimi a.k.a Mariah Carey sedang berjuang melawan penyakit fibromyalgia. Jadi basically dia selalu ngerasa semua sendi di badannya sakit dan membuat otot-otot badannya jadi kaku dan susah untuk bergerak," tambahnya.Pernyataan tersebut membuat publik tersentuh. Banyak yang memahami penampilan Mariah malam itu bukan sekadar konser, melainkan bentuk keteguhan seorang perempuan yang tetap berdiri di atas panggung meski tubuhnya sedang berperang melawan rasa sakit.Fibromyalgia bukan penyakit yang terlihat dari luar, tapi dampaknya bisa sangat nyata. Ini adalah kondisi jangka panjang yang menyebabkan nyeri menyeluruh di seluruh tubuh, disertai rasa lelah ekstrem, gangguan tidur, hingga perubahan suasana hati.Para ahli meyakini fibromyalgia memengaruhi cara otak dan sumsum tulang belakang memproses sinyal nyeri, sehingga tubuh menjadi jauh lebih sensitif terhadap rasa sakit.Gejala fibromyalgia sering kali muncul setelah seseorang mengalami kejadian traumatis. seperti cedera, operasi, infeksi berat, atau tekanan emosional berkepanjangan. Namun pada sebagian orang, gejalanya bisa datang perlahan tanpa sebab jelas. Dilansir dari laman Mayo Clinic, kondisi ini juga lebih banyak menyerang wanita dan sering kali disertai gangguan lain seperti sakit kepala atau migrain, nyeri pada rahang (TMJ), sindrom iritasi usus (IBS), kecemasan dan depresi.Sayangnya hingga kini belum ada obat yang benar-benar menyembuhkan fibromyalgia. Namun gejalanya dapat dikendalikan melalui kombinasi obat, terapi fisik, olahraga ringan, dan teknik relaksasi untuk membantu mengurangi stres.Gejala yang Tak Selalu TerlihatPenderita fibromyalgia biasanya mengalami:- Nyeri menyeluruh yang terasa seperti sakit tumpul dan menetap selama lebih dari tiga bulan.- Kelelahan berat, bahkan setelah tidur lama.- Gangguan konsentrasi atau “fibro fog”, yang membuat sulit fokus dan mengingat hal-hal sederhana.Kondisi ini juga sering datang bersamaan dengan sindrom kelelahan kronis, gangguan tidur seperti sleep apnea, hingga rasa nyeri di kandung kemih atau sendi rahang.Penyebab dan Faktor RisikoPenyebab pasti fibromyalgia belum sepenuhnya dipahami. Namun, para ahli berpendapat bahwa kondisi ini terkait dengan gangguan pada sistem saraf pusat yang membuat otak lebih sensitif terhadap sinyal nyeri. Faktor-faktor seperti genetik, infeksi tertentu, serta stres fisik maupun emosional dipercaya dapat memicu atau memperburuk kondisi ini.Risikonya juga lebih tinggi pada:- Wanita dibandingkan pria- Mereka yang memiliki anggota keluarga dengan fibromyalgia- Orang dengan riwayat penyakit kronis lain, seperti artritis atau lupusFibromyalgia tidak hanya menyerang fisik, tapi juga mental. Rasa sakit kronis, kelelahan, dan kurangnya pemahaman dari orang sekitar bisa menimbulkan stres emosional yang berat. Tak sedikit penderita yang akhirnya juga mengalami depresi atau kecemasan.Namun di balik semua itu, kisah Mariah Carey malam itu menjadi pengingat penting. Setiap orang mungkin tengah berjuang dalam diam. Meski tubuhnya diliputi rasa sakit, ia tetap berdiri di panggung, tersenyum dan bernyanyi untuk para penggemarnya.