Bjorka Bocorkan 341 Ribu Data Polri Beserta Jabatan, Polisi Salah Tangkap?

Wait 5 sec.

Kebocoran data 341 ribu anggota Polri (foto: website Bjorka) JAKARTA - Bjorka, peretas yang menjadi dalang atas beberapa dugaan kasus kebocoran data di Indonesia, kembali menuai perhatian publik setelah berhasil membocorkan data pribadi 341 ribu anggota Polri.Ditemukan pertama kali oleh pakar keamanan siber Teguh Aprianto atau pemilik akun @secgron di X, data tersebut mencakup informasi detail personel, mulai dari nama lengkap, pangkat, satuan tugas, nomor ponsel, hingga alamat email anggota kepolisian. “Polisi mengklaim menangkap Bjorka. Padahal yang ditangkap itu cuma faker alias peniru,” tulis Teguh dalam postingannya di X beberapa waktu lalu. > Polisi mengklaim menangkap Bjorka> Padahal yang ditangkap itu cuma faker alias peniru> Bjorka kemudian merespons dengan membocorkan 341 ribu data pribadi anggota Polri yang berisi informasi nama lengkap, pangkat, tempat bertugas, nomor hp dan email 😂 pic.twitter.com/dK6T6lDKHi— Teguh Aprianto (@secgron) October 5, 2025Aksi ini muncul setelah sebelumnya Polda Metro Jaya mengklaim telah berhasil menangkap pria berinisial WFT di Minahasa, Sulawesi Utara, yang diyakini sebagai pemilik akun X bernama @bjorkanesiaaa dan telah menggunakan identitas Bjorka sejak 2020. “Bjorka kemudian merespons dengan membocorkan 341 ribu data pribadi anggota Polri yang berisi informasi nama lengkap, pangkat, tempat bertugas, nomor hp dan email,” lanjutnya. Sementara itu, di situs miliknya, Bjorka mengatakan bahwa pengungkapan data 341 anggota Polri ini merupakan sebuah kejutan untuk penegak hukum. Ia mengaku, orang yang ditangkap itu adalah seorang penipu yang mengatasnamakan Bjorka itu sendiri. “Karena polisi di Indonesia mengaku telah menangkap saya, saya memutuskan untuk mengungkapkan data ini sebagai kejutan bagi mereka. Orang yang Anda tangkap adalah seseorang yang telah menipu banyak orang atas nama saya selama ini, dan Anda hanya bisa menangkap saya dalam mimpi Anda,” tulisnya. WFT diamankan polisi dari Desa Totolan, Kakas Barat, Minahasa pada Selasa, 23 September. Penangkapan ini bermula dari laporan salah satu bank swasta pada 17 April 2025.Dalam laporan itu dijelaskan bahwa WFT telah mengunggah tampilan database nasabah bank swasta menggunakan akun X @bjorkanesiaa. WFT juga mengirimkan pesan ke akun resmi bank tersebut dan mengklaim sudah melakukan hack terhadap 4,9 juta akun database nasabah.